Selasa, 17 Maret 2009

Resume Materi Training K-PTKP-AN HMI Komisariat Trisakti : Materi Ideopolitor

MATERI : IDEOPOLITOR
PADA : SABTU 14 MARET 2009 DI SEKRETARIAT HMI KOMISARIAT TRISAKTI

NARA SUMBER : SATRIA AJI GUMELAR

Definisi Ideologi

Setelah merangkum dari berbagai definisi ideologi dari berbagai sumber maka dapat disimpulkan definisi Ideologi ( mabda') secara garis besar adalah pemikiran yang mencangkup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran lain dan metode menyebarkannya.

Sehingga dalam konteks inilah tanpa memandang sumber dari konsepsi ideologi, maka islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai ideologi.

Dalam peradaban dunia dikenal tiga macam ideologi yakni, kapitalisme , sosialisme termasuk komunisme dan islam. Untuk saat ini dua mabda pertama diemban oleh masing-masing satu atau beberapa negara. Sedangkan islam saat ini tidak diemban oleh satu negara pun tapi diemban oleh masing-masing individu dalam masyarakat. Walaupun begitu mabda' ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.

Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan sosialisme berasal dari akal manusia, sedangkan islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara')

IDEOLOGI POLITIK

Dalam ilmu sosial , ideologi politik adalah sebuah ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya maasyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan order masyarakat tertentu, biasanya mengenai dirinya sendiri dengan bagaimana mengatur kekuasaan dan bagaimana seharusnya dilaksanakan.

Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari"moral entreprenuers", yang kadang bertindak dengan tujuan sendiri. ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan sosial, intuisi, kelas atau grup besar yang mempunyai tujuan politik dan budaya yang sama. merupakan dasar dari pemikiran politik yang menggambarkan partai politik dan kebijaksanaannya.

Ada juga yang memakai agama sebagai ideologi karena agama mempunyai pandangan kehidupan yang menyeluruh contohnya islam yang holistik

Sumber : Diktat Materi Training K-PTKP-AN HMI Komisariat Trisakti

Senin, 16 Maret 2009

Akar Konflik Palestina-Israel

Sebagai hadiah menyambut Tahun Baru Hijriyyah 1 Muharram 1430 H. Sebagai bentuk rasa solidaritas kepada saudara-saudara seiman di Gaza Palestina. Sebagai ungkap rasa cinta kepada sesama Muslim, dimanapun mereka berada.

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi, dalam wawancara dengan TVOne mengatakan, bahwa serangan Israel ke Jalur Gaza sejak 27 Desember lalu, adalah serangan ilegal yang telah terjadi selama puluhan tahun. Dalam ulasan berita di MetroTV disebutkan, serangan Israel kali ini merupakan kejadian paling buruk sejak 60 tahun terakhir (sejak Israel berdiri tahun 1948). Para mahasiswa Arab mempertanyakan posisi Liga Arab yang tidak bisa berbuat apa-apa. Dunia internasional, termasuk negara-negara Eropa mengutuk keras serangan Israel ke Gaza , tetapi pihak yang dikutuk terus melancarkan serangan. Bahkan Israel telah menyiapkan tank-tank dan pasukan cadangan sekitar 6500 orang. Targetnya jelas, seperti kata Ehud Barak, yaitu menggulingkan Hamas.

Masalah konflik Palestina-Israel bukanlah konflik satu bangsa dengan bangsa lain. Ia adalah konflik peradaban yang usianya sangat tua. Disana terbentang benang merah panjang, sejak konflik antara Nabi Muhammad shallallah 'alaihi wa sallam dengan kaum Yahudi di Madinah, konflik antara Yahudi dan Romawi, konflik antara Yahudi dengan negara-negara Eropa, konflik antara Musa dengan Fir'aun, bahkan konflik antara Yusuf 'alaihissalam dengan saudara-saudaranya. Ujung-ujungnya adalah konflik abadi antara Allah Ta'ala dengan iblis laknatullah 'alaih.

Kalau memahami konflik ini hanya secara lokal dan temporer, yakinlah Anda akan tersesat dalam frustasi. Kondisi Ummat Islam di jaman modern yang penuh kesulitan dan derita, merupakan bagian dari konflik ini. Yahudi sendiri adalah bangsa "terkuat di dunia", dalam arti: merekalah satu-satunya ras manusia yang berani konfrontatif melawan kehendak Allah Ta'ala.

Sejarah Kebangkitan Yahudi

Ketika melihat konflik Palestina-Israel, kita perlu merunut kembali catatan-catatan perjalanan sejarah di masa lalu. Disana kita akan menemukan bahan-bahan untuk memahami peta konflik ini secara utuh. Jika tidak demikian, maka kita hanya akan "konsumen terbaik" berita-berita media massa seputar konflik ini. Bayangkan semua ini sudah dimulai sejak era Perang Arab, pembakaran Masjid Aqsha, tragedi Sabra Satila, Intifadhah akhir 80-an, tragedi Al Khalil Hebron, penembakan Muhammad Ad Durrah, pembunuhan Syaikh Ahmad Yasin dan Abdul Aziz Rantisi, dll. sampai serangan Israel saat ini. Dan rata-rata model peristiwanya serupa, hanya berbeda waktu dan para pelakunya saja.

Mari kita runut latar-belakang historis fitnah Yahudi di dunia, dengan memohon petunjuk dan pertolongan Allah Ta'ala:

[1] Bani Israil pada dasarnya masih keturunan Ibrahim 'alaihissalam. Ibrahim memiliki dua anak, Ismail dan Ishaq 'alaihimassalam. Ismail nanti menurunkan keturunan bangsa Arab Adnani, lalu Ishaq mempunyai anak Ya'qub 'alaihissalam. Nah, Ya'qub inilah yang kemudian disebut Israil, sehingga anak-anak Ya'qub di kemudian hari disebut Bani Israil.

[2] Saat berbicara tentang Bani Israil, perhatian kita segera tertuju kepada anak-anak Ya'qub. Mereka adalah Yusuf 'alaihissalam, Benyamin, dan 11 saudara Yusuf. Semuanya berjumlah 13 orang; sama jumlahnya dengan matahari, bulan, dan 11 bintang yang terlihat dalam mimpi Yusuf sedang bersujud kepadanya. Karena itu angka 13 merupakan "angka keramat" bagi Yahudi sampai saat ini. Banyak logo-logo perusahaan top dunia dibuat dari karakter 13 ini.

[3] Secara umum, Bani Israil itu mewarisi dua sifat besar, yaitu: sifat keshalihan dan sifat durjana. Sifat keshalihan diturunkan dari garis Yusuf 'alaihissalam. Sedangkan sifat durhaka diturunkan dari sifat saudara-saudara Yusuf (seayah berbeda ibu). Disana sudah tampak bakat-bakat kelicikan, dengki, kebohongan, dan sebagainya. Tetapi itu sebatas potensi, bukan kemutlakan takdir. Apalagi, di akhir hayat Ya'qub, seluruh anak-anaknya tunduk dalam agama tauhid. (Al Baqarah: 133). Saat berbicara tentang Bani Israil, sebagian orang sangat shalih dan sebagian sangat durhaka. Namun setelah kedatangan Islam, Bani Israil tidak diperkenankan lagi mengikuti agama selain Islam. Jika mereka tidak masuk Islam, dianggap durhaka seluruhnya, tidak ada toleransi sedikit pun. (Ali Imran: 85).

[4] Perjalanan sejarah Bani Israil dimulai ketika Yusuf 'alaihissalam bersentuhan dengan peradaban Mesir. Waktu itu atas jasa Yusuf membantu bangsa Mesir, mereka diberi lahan luas oleh penguasa Mesir di wilayah Kan'an. Disana Ya'qub dan anak-keturunannya mulai membangun kehidupan. Mereka memilih tinggal di Kan'an sebab dekat dengan Mesir yang makmur, sedang di tempat asalnya sering dilanda paceklik. Waktu itu anak keturunan Ya'qub sangat dihormati penguasa Mesir. Entah bagaimana mulanya, hubungan bangsa Mesir dengan anak-keturunan Ya'qub lama-lama menjadi buruk. Alih-alih Mesir akan menghargai jasa-jasa Yusuf di masa lalu, mereka malah menjadikan Bani Israil sebagai budak-budak. Setelah ditinggal oleh Ya'qub dan Yusuf, nasib Bani Israil menjadi bulan-bulanan bangsa Mesir. Hal itu bisa terjadi karena sifat buruk Bani Israil sendiri atau sifat menindas bangsa Mesir. Tetapi kalau mencermati sikap penguasa Mesir yang bersikap sportif kepada Yusuf, kemungkinan hal itu karena sifat Bani Israil sendiri.

[5] Era perbudakan Bani Israil di Mesir sangat mengkhawatirkan. Bukan saja karena perbudakan itu kejam, tetapi ia bisa menghancurkan karakter sebuah bangsa (Bani Israil). Bayangkan, selama ratusan tahun mereka tertindas oleh sistem tirani di Mesir. Bani Israil diberi anugerah berupa bakat-bakat kecerdasan besar, dan manakala bakat itu dibesarkan di bawah sistem perbudakan, ia bisa melahirkan penyimpangan mental dan pemikiran luar biasa. Oleh karena itu Allah Ta'ala mendatangkan Musa dan Harun 'alaihimassalam untuk menyelamatkan Bani Israil. Misi dakwah Musa bukan untuk mengislamkan Fir'aun dan rakyatnya, tetapi untuk menyelamatkan Bani Israil dari penindasan Fir'aun. Dalam Al Qur'an: Dan Musa berkata: "Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam, wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku." (Al A'raaf: 104-105). Musa tidak pernah diperintahkan untuk memerangi Fir'aun, tetapi membawa Bani Israil tinggal di Palestina (waktu itu namanya bukan Palestina). [Perlu dicatat juga, Fir'aun (Pharaoh) adalah gelar raja-raja Mesir, bukan nama seseorang. Sedangkan Fir'aun yang tenggelam di Laut Merah bukanlah Fir'aun yang memangku Musa di waktu kecil, lalu direnggut janggutnya oleh Musa. Fir'aun dalam Al Qur'an lebih mencerminkan tabiat kekuasaan tiranik, bukan sekedar pribadi].

[6] Musa berhasil membawa Bani Israil keluar dari Mesir, Fir'aun dan bala tentaranya tenggelam di Laut Merah. Lalu mereka menetap di Ardhul Muqaddas (Palestina) setelah berhasil mengalahkan kaum Jabbarin di dalamnya. (Al Maa'idah: 20-26). Ini adalah peradaban mandiri Bani Israil kedua setelah era Ya'qub dan Yusuf di wilayah Kan'aan. Musa dan Harun mendampingi Bani Israil sampai saat mereka wafat. Ketika Musa masih hidup, Bani Israil tidak henti-hentinya menguji kesabaran Musa 'alaihissalam. Betapa banyak kasus-kasus kedurjanaan Bani Israil, sekalipun di hadapan Nabinya sendiri, Musa dan Harun. Di antaranya: Mereka menyuruh Musa dan Allah berperang di Palestina, sedang mereka mau duduk-duduk saja; mereka meminta Musa agar membuatkan berhala untuk disembah seperti suatu kaum tertentu; mereka mengikuti Samiri, menyembah patung anak lembu dari emas; mereka hendak membunuh Harun 'alaihissalam karena selalu menasehati mereka; mereka hampir tidak melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih sapi betina, karena terlalu banyak bertanya; mereka bosan makan Manna wa Salwa dan meminta bawang, menitumun, kacang adas; dan lain-lain. Begitu sabarnya Musa, sehingga Nabi shallallah 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Semoga Allah merahmati Musa, karena dia telah diganggu lebih banyak dari ini (ujian yang menimpa Nabi), tetapi dia tetap sabar." (HR. Bukhari-Muslim) . Sangat mengagumkan kalau melihat ketabahan perjuangan Musa 'alaihissalam. Di dalamnya terdapat sangat banyak inspirasi untuk menghadapi konspirasi global seperti saat ini. Orang-orang Yahudi di jaman sekarang mengklaim mencintai Musa, padahal di era nenek-moyang mereka, Musa benar-benar mereka sia-siakan. Musa itu lebih dekat kepada kita (kaum Muslimin), daripada Yahudi laknatullah itu.

[7] Saya menyangka, sifat-sifat durjana kaum Yahudi merupakan kristalisasi dari sifat-sifat buruk mereka selama ribuan tahun, sejak perilaku saudara-saudara Yusuf 'alaihissalam, masa perbudakan di Mesir, kedurhakaan mereka kepada Musa, Dawud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, Isa, dan Nabi-nabi lainnya 'alaihimussalam. Bahkan kedurhakaan mereka di hadapan Nabi shallallah 'alaihi wa sallam di Madinah. Dalam Al Qur'an disebutkan sebuah ayat yang terasa bagai petir menimpa muka kaum Yahudi: "Lalu ditimpahkanlah kepada mereka (kaum durjana Bani Israil) nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi secara tidak hak. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas." (Al Baqarah: 61).

[8] Peradaban terakhir Bani Israil yang wujud di muka bumi adalah Kerajaan Nabi Sulaiman 'alaihissalam di Palestina. Beliau adalah putra Nabi Dawud 'alaihissalam dari salah satu isterinya. Nabi Dawud adalah seorang pejuang yang berhasil membunuh Jalut (Goliath) di Palestina. (Oleh karena itu bangsa Barat mengenal kisah "David and Goliath"). Beliau ikut dalam pasukan Bani Israil di bawah pimpinan Thalut (Saul). Hal ini terjadi di masa Nabi Samuel 'alaihissalam. Al Qur'an menjelaskannya dalam Surat Al Baqarah ayat 246-251.

[9] Kerajaan Sulaiman memiliki keistimewaan, yaitu kekayaan materinya yang sangat besar. Ia terkenal menjadi buruan manusia di dunia, sebagai harta terpendam "King Solomon". Sampai saat ini kekayaan itu masih menjadi misteri, apakah sudah terkuak atau masih tersembunyi di balik permukaan bumi? Setelah masa Kenabian Sulaiman berlalu, kerajaan Bani Israil semakin merosot. Sampai akhirnya mereka dihancurkan oleh Nebuchadnezzar dari Kerajaan Byzantium (Romawi). Peristiwa itu disebutkan dalam Surat Al Israa' ayat 4-5.

[10] Setelah Bani Israil tercerai-berai di Palestina, mereka menyebar ke berbagai belahan dunia. Mereka pergi ke Eropa, ke Jazirah Arab, ke anak benua India, dan sebagainya. Itulah yang kemudian dikenal dengan istilah DIASPORA. Bani Israil tercerai-berai. Agar mendapat keamanan di Eropa, mereka menjilat kepada para penguasa Romawi. Termasuk menghasut Romawi agar memusuhi Isa 'alaihissalam dan para pengikutnya. Kisah Ashabul Kahfi adalah sebagian pecahan dari para pengikut Isa Al Masih 'alaihissalam.

[11] Perilaku Yahudi di Jazirah Arab sangat menarik. Mereka datang ke Madinah bukan hanya karena ingin menyelamatkan diri dari kekejaman Romawi. Tetapi mereka juga berniat menjemput Kenabian terakhir yang akan datang setelah Musa dan Isa 'alaihimassalam. Mereka ingin "memaksakan" agar Kenabian itu jatuh ke pangkuan mereka. Kenabian ini mereka butuhkan agar mampu membangun kejayaan Bani Israil kembali seperti di jaman Musa dan Sulaiman. Namun setelah mereka menyadari bahwa Kenabian tidak lagi di pihak mereka, tetapi jatuh ke tangan bangsa Arab, mereka marah sekali. Dalam Al Qur'an disebutkan: "Dan ketika datang kepada mereka (Yahudi) sebuah Kitab dari sisi Allah (Al Qur'an) yang membenarkan keberadaan apa yang ada di sisi mereka (Taurat), padahal sebelumnya mereka selalu memohon (kedatangan Nabi) agar dimenangkan atas orang-orang kafir. Maka ketika telah datang (Kenabian dan Wahyu) yang sangat mereka kenal, mereka mengkafirinya. Maka laknat Allah atas orang-orang kafir itu (Yahudi)." (Al Baqarah: 89).

[12] Yahudi Bani Israil sangat marah ketika tahu bahwa Kenabian jatuh ke tangan bangsa Arab, anak keturunan Ismail 'alaihissalam. Itu pun turun di Makkah, bukan Madinah tempat mereka tinggal disana. Yahudi telah habis-habisan dalam menanti kedatangan Nabi penerus Musa 'alaihissalam ini. Ratusan tahun mereka tinggal di Madinah, melebur bersama budaya Arab, berbahasa Arab, dan memberi nama anak-anaknya dengan istilah Arab, bukan istilah Hebrew (Ibrani). Bahkan mereka ikut terlibat dalam konflik antara kabilah besar Aus dan Khazraj di Madinah. Sebagian Yahudi membela Aus, sebagian mendukung Khazraj

[13] Kemarahan Yahudi akhirnya tertuju kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Yahudi marah ketika Kenabian justru jatuh ke tangan bangsa Arab. (Al Baqarah: 90). Apalagi dalam Al Qur'an dijelaskan sangat banyak kebusukan-kebusukan Yahudi. Yahudi merasa dibenci oleh Allah. Bahkan tanda-tanda kekecewaan itu sudah muncul ketika Isa 'alaihissalam diturunkan. Anda tahu bagaimana misi Kenabian Isa? Salah satunya adalah: "Tidaklah aku diutus, melainkan kepada domba-domba sesat dari kalangan Bani Israil." Meskipun Isa adalah bagian dari Bani Israil, tetapi kedatangannya membuat muram wajah kaum Yahudi. Isa ternyata membawa Kitab Suci baru, yaitu Injil (bukan mengikuti Taurat atau Tabut dari jaman Nabi-nabi sebelumnya). Isa juga tidak henti-hentinya mengecam kejahatan perilaku Bani Israil. Isa dianggap lebih dekat kepada murid-muridnya daripada ke kaum Bani Israil sebagai sebuah etnik. Kemarahan itu semakin menjadi-jadi setelah Kenabian terakhir jatuh ke tangan bangsa Arab. (Al Baqarah: 90).

[14] Kemudian terbukti bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallah 'alaihi wa sallam tidak hanya menyalahkan perilaku jahat kaum Yahudi. Tetapi ia juga menyebabkan kaum Yahudi tercabut akar-akarnya dari Jazirah Arab. Sejak Islam datang, kabilah-kabilah Yahudi tersingkir, seperti kabilah Nadhir, Qainuqa, Quraidhah, hingga benteng terakhir mereka di Khaibar.

[15] Setelah mengalami kekalahan berat di masa Nabi shallallah 'alaihi wa sallam dan Khalifah-khalifah setelahnya, kaum Yahudi menyingkir dari Jazirah Arab. Mereka bergabung dengan Yahudi-yahudi lain di Eropa. Dalam masa ratusan tahun Yahudi menyebar di berbagai negara Eropa, seperti Spanyol, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Belgia, dan sebagainya.

[16] Kaum Yahudi dalam mengembangkan komunitas, caranya sangat unik. Mereka tidak berbaur dengan masyarakat setempat, bahkan mengharamkan asimilasi. Mereka memelihara warisan-warisan agamanya, terutama membangun kesombongan etnik sampai melampaui batas. Mereka menjalankan bisnis berbasis ribawi dan mereka melakukan ritual-ritual pengorbanan. Dalam ritual pengorbanan, mereka membunuh warga setempat untuk dikuras darahnya, lalu dipakai untuk persembahan. Begitu kejamnya, sampai mereka membuat alat semacam drum yang di dalamnya penuh dengan paku-paku. Di bagian bawah ada saluran untuk mengalirkan darah. Orang yang dikorbankan, dimasukkan drum itu, sampai tubuhnya penuh luka tertusuk paku, lalu darah mengucur ke bawah. Ritual semacam ini kemudian terbongkar, sehingga Yahudi diusir dari negara-negara tertentu di Eropa, salah satunya dari Spanyol. Spanyol melarang Yahudi tinggal di negerinya sampai saat ini, karena kekejaman mereka dalam soal ritual keji itu.

[17] Setelah terusir dari Eropa, Yahudi kesekian kalinya menyebar ke negara-negara lain yang masih mau menampung mereka. Kebetulan waktu itu rakyat Eropa sedang mulai eksodus menuju benua Amerika yang baru ditemukan oleh Columbus. Yahudi ikut di dalamnya. Sampai Amerika merdeka dari tangan Inggris, Yahudi telah eksis di dalamnya. Hingga ketika itu Benyamin Franklin mengingatkan bangsa Amerika tentang bahaya kaum Yahudi. Dia menyebut Yahudi seperti bangsa "vampire" yang tidak bisa damai dengan bangsa lain. Tepat sekali ucapan Benyamin Franklin, sebab dia telah membaca sepak terjang Yahudi di Eropa. Namun sayang, bangsa Amerika tidak memahami arti peringatan Benyamin Franklin tersebut, sehingga apa yang dia takutkan sekitar 400 tahun silam, benar-benar terjadi. Krisis finansial di Amerika saat ini adalah akibat nyata dari sistem ekonomi ribawi Yahudi.

[18] Satu titik sejarah yang jarang diperhatikan oleh para ahli sejarah, yaitu kedatangan Yahudi ke wilayah Turki Utsmani. Kejadian ini terpisah jarak sekitar 700 atau 800 tahun sejak era Nabi shallallah 'alaihi wa sallam. Tentu setelah masa selama itu, peristiwa kejahatan Yahudi di Madinah telah dilupakan. Yahudi diterima dengan tangan hangat di tengah-tengah masyarakat Turki Utsmani. Hal ini juga merupakan aplikasi dari ajaran Islam yang memperbolehkan di dalamnya orang Yahudi dan Nashrani tinggal, selama mereka membayar jizyah. Yahudi tidak dianiaya di negeri ini, mereka diberi pelayanan dan penghormatan, layaknya warga negara Islam. Tentu saja, Yahudi berusaha "bersikap sopan". Di seluruh dunia tidak ada yang memperlakukan mereka dengan manusiawi, selain Peradaban Islam. Disini Yahudi tidak mungkin akan melakukan ritual pengorbanan yang mengerikan itu. Lagi pula, Yahudi waktu itu tinggal di bawah negeri Islam. Mereka tidak takut akan dikutuk oleh Allah, sebab negeri Islam menjadi pelindung mereka. Di Turki Utsmani, Yahudi tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan bejat mereka. Yahudi berlaku baik. Tanpa diduga, ternyata disinilah Yahudi mempersiapkan segala konsep-konsep kejahatan global mereka. Kemurahan Khilafah Islam justru dimanfaatkan Yahudi untuk mempersiapkan imperium kejahatan di seluruh dunia, seperti kita saksikan saat ini.

[19] Selain mengkhianati Khilafah Islam, Yahudi juga mempersiapkan beberapa jurus maut untuk meruntuhkan peradaban Islam, yaitu:

· Yahudi menyebarkan guru sebanyak-banyaknya di tengah masyarakat Turki Utsmani. Guru-guru itu tidak menyebarkan prinsip-prinspi kekafiran secara langsung, tetapi menyebarkan filsafat humanisme August Comte. Dengan falsafah itu diharapkan anak-anak Turki akan kehilangan sifat furqan akidah Islam, lalu diganti sifat-sifat kemanusiaan saja. Tujuan dari gerakan ini adalah memisahkan generasi muda Turki dari sifat-sifat Islami. Karena itu pula, suatu saat generasi muda Turki hilang rasa hormatnya kepada Sultan Khilafah Islam, dan mereka mau mendukung gerakan Kemal At Taturk sang terkutuk.

· Yahudi mendorong bangkitnya ideologi Nasionalisme Arab dan Dunia Islam. Dengan ideologi itu tidak ada lagi kesatuan Khilafah Islamiyyah. Kaum Muslimin terpecah-belah dalam berbagai bangsa yang egois sesuai etnik dan wilayahnya. Jika Khilafah Islamiyyah tetap berdiri, mustahil "Kerajaan Yahudi" dalam wujud Israel di Palestina akan bangkit. Kalau Anda saksikan bangsa Arab terpecah-belah menjadi negara-negara kecil, masing-masing saling konflik. Hal itu adalah kondisi yang diinginkan oleh Yahudi. Di jaman itu Jalaluddin Al Afghani sangat aktif berdiplomasi untuk memerdekakan negara-negara Arab dari tangan penjajah. Tetapi di kemudian hari terbuka hasil-hasil penelitian bahwa Al Afghani adalah anggota setia Freemasonry. (Salah satunya buku terbitan WAMI tentang gerakan-gerakan pemikiran keagamaan di dunia). Peranan Al Afghani seperti memperkuat sifat Nasionalisme Arab, agar tidak bangkit lagi Khilafah Islamiyyah.

· Sebagai ganti konsep Khilafah Islamiyyah, Yahudi menyebarkan paham demokrasi seluas-luasnya di seluruh dunia, termasuk di negeri-negeri Islam. Paham ini semakin mempersulit posisi Ummat Islam. Peluang-peluang kebangkitan semakin tipis, sebab demokrasi mengikuti suara terbanyak, sedangkan sebagian besar manusia cenderung mengikuti hawa nafsunya.

· Yahudi menggerakkan seluruh mesin-mesin politiknya, termasuk agen-agennya di Amerika, Eropa, dan Timur Tengah untuk membidani lahirnya negara Israel pada tahun 1948. Secara politik, Inggris berada di balik pendirian Israel melalui Deklarasi Balfour. Tetapi secara potensial, Amerika mendukung penuh Israel. Dalam diplomasi internasional, isu Holocaust dipakai agar Yahudi dikasihani dunia internasional. Melalui hak veto yang dimiliki Amerika dan Inggris di PBB, Yahudi bisa lenggang kangkung mengejar ambisi-ambisinya.

· Yahudi menyempurnakan usahanya, dengan menguasai media massa, membuat satuan intelijen yang handal (Mossad), menguasai pasar keuangan dunia, memiliki lembaga pusat ribawi IMF dan World Bank. Mereka juga menguasai Hollywood, dunia akademis, dunia riset, fashion, dan sebagainya. Termasuk dengan merilis agama baru di kalangan Ummat Islam, yang kita kenal sebagai SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme) . Inilah kenyataan yang kemudian disebut sebagai: "Yahudi menggenggam dunia!" Bahkan negara sekuat Amerika pun bertekuk lutut di bawah dominasi Yahudi. Termasuk Barack Obama yang sebentar lagi dilantik menjadi Presiden Amerika.

[20] Berdirinya Israel tahun 1948 adalah impian besar Yahudi sejak jaman Musa, Dawud, Sulaiman, bahkan jaman Nabi Muhammad shallallah 'alaihi wa sallam. Yahudi sangat membutuhkan "Kerajaan Bani Israil" untuk mengalahkan orang-orang kafir. Mereka sebenarnya beriman kepada Allah, dalam arti mereka percaya bahwa datangnya seorang Nabi akan membuat mereka mulia, dan musuh-musuhnya dari kalangan orang kafir terkalahkan. Tetapi setelah jelas di mata mereka bahwa Kenabian terkahir itu bukan untuk Bani Israil, maka mereka tidak lagi menanti kedatangan seorang Nabi. Lalu apa yang mereka lakukan? Mereka hendak mendirikan "Kerajaan Bani Israil" dengan kekuatan tangan, otak, dan uang mereka sendiri. Dan hal itu berhasil, tahun 1948 lalu. Lebih buruk lagi, mereka menganggap kaum Muslimin sebagai orang kafir. Padahal yang mengingkari Kenabian Rasulullah adalah mereka, sehingga disebut kafir dalam Surat Al Baqarah ayat 89.

[21] Sebelum Yahudi memutuskan mendirikan negara di Palestina, waktu itu ada tiga pilihan tempat: Palestina, Agentina, atau Ethiopia. Mengapa dipilih tiga negara ini? Jelas mereka telah melakukan perhitungan yang sangat cermat. Namun pilihan akhirnya jatuh ke Palestina, yang dekat dengan sumber-sumber peradaban Yahudi sendiri di Yerusalem dan sekitarnya. Namun resikonya, disini akan menghadapi banyak tantangan dari negara-negara tetangganya yang mayoritas Muslim. Untuk itu jelas Yahudi harus mempersiapkan segala macam kekuatan, termasuk mendidik agen-agen loyalisnya di negara-negara Arab.

[22] Sebuah pertanyaan menarik, mengapa selama puluhan tahun terjadi konflik berdarah di Palestina dan tidak selesai-selesai? Jawabnya, selain karena memang "Kerajaan Bani Israil" merupakan cita-cita peradaban Yahudi sejak ribuan tahun lalu; juga karena banyaknya tangan-tangan non Yahudi yang membantu negara tersebut. PBB, Amerika, Inggris, Rusia, IMF, World Bank, dll. jelas mengabdi kepentingan Yahudi. Tetapi harus juga disadari banyak agen-agen Yahudi yang tersebar di negara-negara Arab. Mereka setiap hari, siang dan malam menyembah kepentingan Yahudi. Mereka adalah orang-orang kafir, meskipun KTP-nya Islam. Di Mesir, Yordan, Syria, Turki, dll. banyak orang yang identitasnya Muslim, tetapi hatinya telah menjadi Yahudi. Bahkan di negara-negara kaya seperti UEA, Qatar, Bahrain, dll. banyak dijumpai kemegahan jahiliyyah, yang sebenarnya merupakan hasil konspirasi Yahudi untuk menjauhkan Arab dari Islam. Kota seperti Dubai, Abu Dhabi, dan lainnya tidak kalah liberalnya dari kota-kota di Barat.

[23] Dapat disimpulkan, kaum Yahudi itu bukan para pemeluk agama Samawi (ajaran Ya'qub, Yusuf, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, Isa 'alaihimussalam) . Mereka adalah orang-orang yang sangat arogan dengan etnisnya. Hakikat agama Yahudi adalah: pemujaan terhadap etnis mereka sendiri! Tidak ada satu pun ras manusia yang sangat ekstrim dalam soal etnis, selain Yahudi. Begitu ekstrimnya sampai mereka berani menghina Allah, marah ketika Isa membawa ajaran Injil, marah ketika Kenabian terakhir jatuh ke tangan bangsa Arab. Mereka menulis "kitab suci" tandingan bagi Taurat (Talmud), menyebut bangsa non Yahudi sebagai Ghaiyim, merusak kehidupan di muka bumi. Mereka merasa mulia sebagai pewaris "darah biru" Nabi-nabi, merasa diunggulkan atas semua ras manusia, pernah disumpah langsung oleh Allah dengan diangkat bukit Tursina di atasnya, dan lain-lain. Yahudi benar-benar mewarisi ideologi arogansi dari makhluk yang pernah mendebat Allah Ta'ala: "Ana khairun minhu, khalaqtani min naarin wa khalaqtahu min thiin" (aku lebih baik dari dia, Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah). Pemerintah Yahudi, baik di Israel maupun di dunia internasional, adalah perwujudan dari imperium arogansi. Wajar jika simbol-simbol yang selalu mereka angkat selalu bernuansa satanic. Contoh, logo yang dipakai Manchester United (MU) saat ini the red devil. Dan ada ribuan logo atau lambang yang intinya memuja arogansi iblis laknatullah.

Yahudi Merusak Peradaban

Andai ambisi Yahudi satu-satunya adalah ingin membentuk "Kerajaan Bani Israil" seperti di masa Musa, Dawud, Sulaiman, apa susahnya membangun negara seperti itu? Toh, mereka memiliki uang banyak, strategi canggih, serta SDM handal. Tidak sulit bagi Yahudi membangun negara di sebuah sudut dunia. Selama ini banyak negara-negara berdiri dengan modal lebih buruk dari Israel. Negara seperti Bosnia, Chechnya, Kamboja, Myanmar, Timor Leste, dan lainnya tidak memiliki persiapan semegah milik Yahudi. Lagi pula, mengapa Israel harus mendirikan negara di Tanah Al Quds yang merupakan wilayah milik Ummat Islam? Bahkan ia didirikan di jantung peradaban Islam, di Timur Tengah.

Andai Yahudi sudah tidak menemukan solusi lain, selain harus menegakkan "Kerajaan Bani Israil" di Palestina, mengapa mereka harus juga menghancurkan peradaban manusia di dunia? Mengapa Yahudi tidak cukup menempuh cara-cara politik atau militer, tanpa harus menghancurkan peradaban manusia? Kenyataan yang sangat menyakitkan, berdirinya Israel ditempuh bukan hanya dengan menteror warga Muslim Palestina, tetapi juga dengan menyebarkan kehancuran peradaban di seluruh muka bumi. Lihatlah di dunia selama ini, adakah yang selamat dari film Hollywood, media massa Yahudi, bank ribawi, IMF dan World Bank, pornografi, seks bebas, prostitusi, narkoba, perjudian, dan lainnya? Hingga ke anak-anak balita pun, banyak "diracuni" oleh kartun-kartun Walt Disney.

Ternyata, di luar persangkaan kita semua, Yahudi justru sangat mempercayai khabar Al Qur'an. Sebenarnya, mereka mengimani ayat-ayat Al Qur'an, tetapi anehnya mereka bersikap konfrontatif terhadap Al Qur'an. Yahudi sangat mengerti ayat-ayat dalam Surat Al Israa' berikut ini:

Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar."

Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.

Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam Masjid itu (Al Aqsha), sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (Surat Al Israa': 4-7).

Kehancuran pertama Yahudi terjadi saat sisa-sisa Kerajaan Sulaiman dihancurkan oleh Nebuchadnezzar, sehingga bangsa Yahudi tercerai-berai. Adapun setelah kehancuran pertama ini, mereka akan menjadi kuat dan bisa mengalahkan musuh-musuhnya. Hal itu terjadi saat sekarang ini, ketika "Yahudi menggenggam dunia". Dan nanti di puncak kezhalimannya, Israel akan dihancurkan sebagaimana sisa Kerajaan Sulaiman dulu dihancurkan. Pertanyaannya, mengapa kehancuran kedua itu tidak dihitung saat Yahudi dihancurkan oleh Spanyol atau NAZI Jerman? Jawabnya sederhana, sebab waktu itu Yahudi belum memiliki wilayah sendiri. Mereka masih numpang di negeri orang.

Adapun saat ini Yahudi sudah bermukim di suatu (Palestina) tempat sebagaimana Kerajaan Sulaiman dulu.

Yahudi sebenarnya mengimani "jadwal sejarah" sebagaimana disebutkan Al Qur'an di atas. Mereka yakin, dirinya akan diberi kesempatan untuk merajalela di muka bumi. Hal itu terbukti sebagaimana kenyataan saat ini. Hingga Mahathir Muhammad mengecam dominasi Yahudi, dengan mengatakan bahwa 6 juta Yahudi bisa mengendalikan 6 miliar manusia di dunia. Yahudi tidak merasa cukup dengan hanya mendirikan Israel, bahkan tidak cukup dengan menempuh jalur politik, mereka benar-benar ingin merajalela di bumi dengan segala kedurhakaannya.

Lalu siapa yang ingin dilawan Yahudi? Mereka tidak sekedar ingin melawan Muslim Palestina, Hamas atau Syaikh Ahmad Yasin, dunia Arab dan Ummat Islam sedunia, atau segala peradaban manusia. Tetapi mereka ingin melawan Allah Ta'ala dengan segala kekuatan yang mereka miliki. Yahudi adalah satu-satunya ras manusia yang berani menghina Allah dengan ucapan mereka: "Tangan Allah terbelenggu. " Kemudian mereka dikutuk oleh Allah karena perkataannya itu. (Al Maa'idah: 64). Mereka pula yang berani mengatakan, "Sesungguhnya Allah itu fakir dan kami kaya raya." (Ali Imran: 131). Disini ada dendam sejarah yang amat sangat parah di hati kaum Yahudi terhadap eksistensi agama Allah.

Aneh memang, Yahudi mengimani khabar Al Qur'an, tetapi sekaligus menentang eksistensi agama Allah (Islam). Sifat mereka persis iblis yang mengimani Allah, tetapi mendurhakai- Nya. Untuk merealisasikan maksudnya, Yahudi mengangkat simbol "Messiah", yang pada hakikatnya adalah dajjal laknatullah. Dajjal disebutkan oleh Nabi sebagai fitnah terbesar bagi orang-orang beriman.

Maka janganlah heran dengan kezhaliman Yahudi saat ini di Palestina. Ia adalah sebagian penampakan atau konsekuensi dari dendam sejarah mereka. Awalnya, Bani Israil hanyalah sebuah kaum dengan perilaku tertentu. Perjalanan sejarah mereka yang sangat panjang melahirkan watak durjana luar biasa. Dan ternyata, watak Bani Israil itu "telah disiapkan" untuk menjadi cobaan di akhir jaman. Dulu para ahli tafsir merasa heran, mengapa A Qur'an banyak sekali bicara tentang Yahudi? Padahal setelah tercerai-berai di Madinah, mereka nyaris lenyap (mungkin karena eksodus keluar dari negeri-negeri Islam). Karena itu sebaik-baik usaha untuk melawan Yahudi adalah memahami sifat-sifat mereka dalam Al Qur'an (khususnya Surat Al Baqarah). Dan satu lagi, yakinlah bahwa serangan Israel ke Gaza bukan serangan terakhir mereka. Itu hanya delay sebelum go with new aggression!

Selasa, 10 Maret 2009

Resume Materi Training K-PTKP-AN HMI Komisariat STMT Trisakti pada 7 Maret 2009

Materi : ACTION MANAGEMENT

Pemateri : Faisal ( Ketum HMI Komisariat STMA Trisakti )
Cun - Cun Jaya ( Presiden Mahasiswa STMA Trisakti )

* Pengertian Aksi Massa
Aksi massa adalah suatu metode perjuangan yang mengandalkan kekuatan massa dalam menekan pemerintah/pengusaha untuk mencabut atau memberlakukan kebijakan yang dikehendaki / tidak oleh massa.

* Latar Belakang Psiko-Sosiologis Aksi Massa
Dorongan pokok yang melahirkan aksi massa adalah keinginan akan perubahan. Manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi :
- kebutuhan Biologis
- kebutuhan Sosial
- Kebutuhan Spiritual

Dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut, harus ada pengaturan supaya tidak terjadi clash, penumpukan dan benturan. Peraturan / hukum mutlak dibutuhkan untuk membatasi manusia akan hak dan kewajibannya dalam bentuk pranata hingga tercipta hubungan kehidupan yang harmonis.
Akan tetapi bisa terjadi atau tidak menutup kemungkinan dalam penerapan pranata-pranata tersebut terjadi penyimpangan - penyimpangan.

* Bentuk-Bentuk Aksi Massa
Dilihat berdasarkan aktivitasnya dibedakan dalam 2 bentuk :
- Aksi Statis
merupakan aksi massa yang dilakukan pada satu titik tertentu dari awal hingga aksi berakhir
- Aksi Dinamis
Merupakan aksi yang dimulai dari titik kumpul tertentu lalu berpindah sesuai dengan sasaran aksi

Hampir tidak ada aksi yang dilakukan secara spontan, umumnya dipersiapkan dengan matang dengan tahap-tahap sbb :

I. Persiapan

Yang harus dipersiapkan adalah sbb :
1. Isu/Tuntutan
2. Prakondisi Aksi
3. Perangkat Aksi Massa
a. Koordinator Lapangan
b. Wakil koordinator Lapangan
c. Divisi Acara
d. Orator
e. Humas
f. Negosiator
g. Mobilisator
h. Kurir
i. Advokasi
j. Asisten Teritorial / Keamanan / Sweaper / Dinamisator Lapangan
k. Logistic dan Medis
l. Dokumentasi
m. Sentra Informasi
4. Kelengkapan Aksi Massa
5. Nama Komite Aksi

II. Pelaksanaan Aksi
III. Evaluasi

Puji Syukur kepada pelindung yang Maha Allah S.W.T hingga salah satu materi dalam training K-PTKP-AN ini dapat terlaksana dengan baik. Terima kasih kepada teman-teman yang ikhlas hadir dan setiap wacana yang diberikannya, semoga training dapat terus berlanjut dengan wacana dan kualitas yang lebih baik lagi.

Senin, 09 Maret 2009

GOLPUT : Aksi Proletar melawan Rezim

Ada fatwa MUI tentang menjadi Haram hukumnya jika melakukan aksi Golput pada PEMILU April 2009 nanti, dengan berdalih dalam islam kepemimpinan adalah hal mutlak yang dibutuhkan dalam prinsip bernegara. Ada juga kalangan yang menilai fatwa ini adalah pesanan elite politik tertentu yang berkepentingan. Saya tidak berkompeten untuk mendebat MUI tentang masalah ini karena jelas MUI lebih paham daripada saya yang hanya rakyat awam. Tapi karena saya rakyat awam maka menjadi hak rakyat jika saya bertanya alasan yang sebenarnya keluarnya Fatwa ini, MUI punya dalih lain yaitu menjawab pertanyaan/ kebingungan masyarakat mengenai apa hukumnya terhadap pemberian hak suara di PEMILU nanti ? sebagai ulama, maka MUI berkewajiban mengeluarkan Fatwa ini. Pertanyaan berikutnya adalah masyarakat mana yang bertanya sekaligus dijawab oleh Fatwa MUI tersebut ?

masyarakat negara kata A. Gramsci terdiri dari kelas TOP yaitu : para penguasa atau elite yang memerintah,pengusaha kelas MIDDLE yaitu : akademisi,intelektual, LSM, mahasiswa, dan kelas proletar yaitu rakyat jelata.

Kelas TOP & MIddle tentu paham bahwa memberikan suara pada PEMILU adalah wajib karena mereka golongan terpelajar dan punya kesadaran bernegara. Berarti golongan proletar yang bertanya tentang hukum memberikan suara dalam PEMILU.

Golongan Proletar biasanya berpikir pendek hanya untuk saat ini saja karena mereka pada umumnya adalah rakya jelata yang "minim" dalam ekonomi dan "minim" juga dalam intelektualitas, tapi apakah benar demikian mengingat golongan proletar yang "hanya" berpikir praktis dan cenderung tidak peduli terhadap pemerintahan apalagi hukum tentang PEMILU ? Mereka akan berpikir untuk memilih pemimpin yang bisa buat mereka sejahtera, anak2 mereka bisa sekolah dengan semestinya, hidup layak, mendapat perlakuan semestinya sebagai warga negara yang sama. JIka tidak, mereka tidak akan memilih. Dengan demikian GOlPUT menjadi alat perlawanan yang efektif terhadap rezim penindas, terhadap janji manis caleg-caleg, terhadap sandiwara politik yang cuma menjual hak-hak mereka sendiri, jika kecewa dengan calon pemimpin, tidak akan memilih adalah satu-satunya pilihan terbaik karena mereka tidak punya akses untuk berdiaolg tentang politik atau kekuasaan di depan publik, proletar hanya punya potensi untuk dijual haknya demi kepentingan kampanye politik, apalagi jumlah partai yang banyak dengan caleg-calegnya yang juga bertaburan banyaknya membuat mereka tambah bingung untuk memilih. kelas MIDDLE saja tidak begitu mengikuti perkembangan dan kompetensi caleg-caleg apalagi proletar ?

Bagi Kelas MIDDLE; golongan ini lebih kritis terhadap pemerintahan dan PEMILU. Karenanya mereka bisa berpikir untuk membuat pilihan berdasarkan kadar intelektualitasnya masing-masing. Ada golongan yang terkooptasi oleh kepentingan elite dari kelas TOP yang disebut Hegemoni oleh A. Gramsci sehingga memilih untuk memberikan suaranya dalam PEMILU berdasarkan kepentingan tersebut, ada juga golongan yang secara sadar berpartisipasi dalam PEMILU karena kesadaran bernegaranya, ada juga golongan yang kritis terhadap pemerintah yang menipu rakyat mencoba berdialog yang tidak berguna, melakukan aksi nyata tapi di tuding ada kepentingan dibaliknya, sehingga mereka juga melakukan aksi GOLPUT sebagai bentuk perlawanan yang terakhir. GOLPUT adalah partisipasi PEMILU juga bagi golongan ini.

Jika pemerintah, elite politik yang berkepentingan, atau bahkan juga MUI ingin mengurangi GOLPUT maka yang harus dilakukan adalah koreksi diri, harus diciptakan standarisasi caleg-caleg berkualitas, hentikan penipuan cerdas terhadap rakyat hingga rakyat tidak hanya jadi komoditi kampanye, pemerintah yang berkuasa jika ingin berkuasa lagi hendaknya menciptakan pemerintahan bersih yang berpihak kepada rakyat, hingga dengan sendirinya rakyat dengan kedewasaannya akan bersedia berpartisipasi dalam PEMILU. Jika Pemimpin multlak diperlukan dalam bernegara, seharusnya MUI mengeluarkan Fatwa tentang standarisasi pemimpin yang baik itu, bukankah itu adalah pertanyaan masyarakat juga, Kenapa juga MUI tidak berfatwa haram hukumnya bagi caleg tidak berkualitas dipilih atau haram hukumnya jika caleg terpilih atau pemimpin terpilih tidak merealisasikan janjinya pada saat kampanye ? GOLPUT adalah buah dari pohon politik yang tumbuh selama ini , dia ada karena melawan rezim, dan rezim yang buruk selalu ada perlawanan. JIka pohon sistem dan kecerdasan politik, pemerintahan tumbuh dengan baik maka buahnya merupakan kehidupan harmonisasi politik yang dewasa dan bijaksana.

Maka caleg-caleg / pemimpin berlombalah menjadi cerdas dan berkualitas untuk dipilih, jika tidak ya tidak akan dipilih. Jangan membuat rakyat masuk neraka karena tidak memilih caleg-caleg / pemimpin tidak berkualitas karena Fatwa MUI.

BY : Agustian Hutriady

Basic Training ( LK 1 ) HMI Komisariat Trisakti

SIAPKAN DIRIMU UNTUK MENGIKUTI BASIC TARINING (LK-1)
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM KOMISARIAT TRISAKTI
06-10 MEI 2009..

"BERANILAH UNTUK BERUBAH"
YAKIN USAHA SAMPAI

RESUME HASIL DISKUSI TENTATIVE “ INDONESIA DI TENGAH KRISIS EKONOMI DUNIA” DI HMI KOMISARIAT TRISAKTI PADA 11 JANUARI 2009 JAM 16.00 WIB

Sebenarnya pokok pembahasan dalam diskusi ini adalah wacana solusi bagaimana mempersiapkan diri kita di tengah kondisi Indonesia yang terimbas oleh krisis ekonomi dunia. Krisis global yang bermula dari defisitnya dana bank sentral Amerika Serikat akibat kredit macet terutama pada sector kredit perumahan Amerika Serikat yang ikut didanai oleh bank-bank Eropa (hal ini mengindikasikan terjadinya praktek kapitalisme yang berlebihan / over capitalism ) selain terlalu banyak dana yang dikeluarkan karena perak Irak. Selanjutnya, karena Amerika Serikat adalah “kiblat” perekonomian dunia
( karena hampir semua kegiatan perdagangan Internasional ditujukan kepada Amerika Serikat ) maka, secara otomatis perekonomian internasional termasuk Indonesia terkena dampak atas krisis yang sebenarnya hanya bersifat “domestik’ di Amerika Serikat.

Pemerintah Indonesia melalui Memperindag menyatakan Indonesia tidak akan terkena dampak besar dari krisis global, karena sudah melakukan diservikasi exspor dan tetap optimis perekonomian Indonesia akan tetap exist. Diskusi ini menyimpulkan hal itu adalah sekedar kamulfase atau Cuma menutupi masalah besar yang sebenarnya terjadi, untuk membuat masyarakat dan kalangan bisnis tidak panic guna menciptakan kestabilan / ketenangan ekonomi, dan pemerintah sudah sukses melakukan ini. Bukankah untuk melakukan diservikasi atau melakukan ekspor terhadap pasar baru harus dimulai dengan proses baru ? jika perekonomian Indonesia masih bisa exist mengapa justru indikasinya berlawanan ? misalnya banyak pabrik yang tutup dan PHK terus berlangsung sampai sekarang,

Yang harus dilakukan dalam kondisi ini adalah menyiapkan kualitas diri supaya bisa bersaing dalam dunia kerja ( agar tidak terkena PHK ) atau menerapkan entrepreneur dalam bidang usaha yang bisa bertahan atau tidak terkena dampak krisis global. Hal inilah tantangan bagi pemuda atau mahasiswa Indonesia terutama mahasiswa tingkat akhir yang akan memasuki dunia kerja.

PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S.W.T SEHINGGA DISKUSI INI BISA TERLAKSANA, TERIMA KASIH KEPADA TEMAN-TEMAN YANG IKHLAS HADIR . HASIL DISKUSI INI TERBUKA UNTUK MASUKAN DAN KRITIKAN YANG MEMBANGUN. SEMOGA DISKUSI INI TETAP BERLANJUT DENGAN WACANA LAINNYA.

Relevansi Prinsip-prinsip Penalaran (Prima Principia) Terhadap Konsep Ketuhanan

Prima Principia merupakan konsep dari logika

Logika merupakan cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu karena logika merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika didefinisikan: Teori tentang penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada dasarnya bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir tertentu, yang kemudian ditarik suatu kesimpulan. Penyimpulan yang sah, artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga dapat dilacak kembali yang sekaligus juga benar. Dalam logika selanjutnya dikenal dengan yang dimaksud prinsip-prinsip penalaran atau prima principia ( prinsip utama dalam Logika ).

Prinsip-prinsip Penalaran

Prinsip-prinsip penalaran atau aksioma penalaran merupakan dasar semua penalaran yang terdiri atas tiga prinsip yang kemudian di tambah satu sebagai pelengkap. Aksioma atau prinsip dasar dapat didefinisikan: suatu pernyataan mengandung kebenaran universal yang kebenarannya itu sudah terbukti dengan sendirinya. Prinsip-prinsip penalaran yang dimaksudkan adalah: prinsip identitas, prinsip nonkontradiksi, dan prinsip eksklusi tertii, dan sebagai tambahan pelengkap prinsip identitas adalah prinsip cukup alasan ( causalitas)
Prinsip identitas menyatakan: “sesuatu hal adalah sama dengan halnya sendiri”. Sesuatu yang disebut p maka sama dengan p yang dinyatakan itu sendiri bukan yang lain. Dalam suatu penalaran jika sesuatu hal diartikan sesuatu p tertentu maka selama penalaran itu masih berlangsung tidak boleh diartikan selain p, harus tetap sama dengan arti yang diberikan semula atau konsisten. Prinsip identitas menuntut sifat yang konsisten dalam suatu penalaran jika suatu himpunan beranggotakan sesuatu maka sampai kapan pun tetap himpunan tersebut beranggotakan sesuatu tersebut.
Prinsip nonkontradiksi menyatakan: “sesuatu tidak mungkin merupakan hal tertentu dan bukan hal tertentu dalam suatu kesatuan”, Prinsip ini menyatakan juga bahwa dua sifat yang berlawanan penuh (secara mutlak) tidak mungkin ada pada suatu benda dalam waktu dan tempat yang sama. Dalam penalaran himpunan prinsip nonkontradiksi sangat penting, yang dinyatakan bahwa sesuatu hal hanyalah menjadi anggota himpunan tertentu atau bukan anggota himpunan tersebut, tidak dapat menjadi anggota 2 himpunan yang berlawanan penuh. Prinsip nonkontradiksi memperkuat prinsip identitas, yaitu dalam sifat yang konsisten tidak ada kontradiksi di dalamnya.
Prinsip eksklusi tertii menyatakan bahwa “sesuatu jika dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan hal tertentu maka tidak ada kemungkinan ketiga yang merupakan jalan tengah”. Prinsip eksklusi tertii menyatakan juga bahwa dua sifat yang berlawanan penuh (secara mutlak) tidak mungkin kedua-duanya dimiliki oleh suatu benda, mestilah hanya salah satu yang dapat dimilikinya sifat p atau non p. Demikian juga dalam penalaran himpunan dinyatakan bahwa di antara 2 himpunan yang berbalikan tidak ada sesuatu anggota berada di antaranya, tidak mungkin ada sesuatu di antara himpunan H dan himpunan non H sekaligus. Prinsip ketiga ini memperkuat prinsip identitas dan prinsip nonkontradiksi, yaitu dalam sifat yang konsisten tidak ada kontradiksi di dalamnya, dan jika ada kontradiksi maka tidak ada sesuatu di antaranya sehingga hanyalah salah satu yang diterima.
Prinsip cukup alasan menyatakan: “suatu perubahan yang terjadi pada sesuatu hal tertentu mestilah berdasarkan alasan yang cukup, tidak mungkin tiba-tiba berubah tanpa sebab-sebab yang mencukupi”. Prinsip cukup alasan ini dinyatakan sebagai tambahan bagi prinsip identitas karena secara tidak langsung menyatakan bahwa sesuatu benda mestilah tetap tidak berubah, tetap sebagaimana benda itu sendiri jika terjadi suatu perubahan maka perubahan itu mestilah ada sesuatu yang mendahuluinya sebagai penyebab perubahan itu.

Relevansi Prima Principia Dalam Penalaran Konsep Ketuhanan

Manusia adalah mahluk percaya, oleh karena itulah manusia kemudian bisa berpikir. Percaya bahwa kita eksis di dunia, percaya kita butuh makanan dan meyakini makanan yang kita konsumsi adalah baik untuk tubuh kita. Sistem kepercayaan manusia kemudian menuju keyakinan terhadap yang dipercaya, termasuk keyakinan manusia terhadap Sang Maha yang lazim disebut Tuhan.
Selanjutnya bagaimana kita bisa meyakini bahwa yang kita percayai itu adalah sebuah kebenaran ? Manusia dengan memaksimalkan akal budinya tentu bisa menganalisa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Tapi, manusia adalah mahluk terbatas, oleh karena itu manusia adalah mahluk yang ketergantungan ( manusia adalah mahluk sosial ), terbatas oleh ruang dan waktu yang berimpilkasi terhadap kesimpulan kepercayaan kita tentang kehidupan yang tidak kekal ( untuk masalah keterbatasan dan keabadian ruang dan waktu bisa di perdalami dengan mempelajari pemikiran Ibn Rusdy ).
Oleh karena manusia itu terbatas, tergantung dan tidak abadi maka, manusia membutuhkan ketergantungan terhadap Yang tidak terbatas , Tidak tergantung dan Yang abadi. Sebab saling ketergantungan terhadap yang terbatas membuat hidup hampa makna terutama jika dikaitkan dengan pertanyaan darimana kehidupan berasal ? atau apa tujuan hidup ? berarti tujuan hidup kita adalah untuk saling tergantung terhadap yang terbatas, tetapi tidak menjawab darimana kehidupan berasal, kecuali harus ada identitas yang berbeda dari sifat manusia yang menjadi awal kehidupan. Karena identitas ini harus ada ( wajib ada ) dan berbeda dari manusia, merupakan konsekuensi logis identitas ini haruslah Yang tidak terbatas, Tidak tergantung dan mesti Abadi. Identitas inilah yang disebut dengan Tuhan. Konsep ini sejalan dengan penalaran prima principia pada prinsip identitas dan prinsip nonkontradiksi.
Karena Tuhan ( pencipta ) itu sesuatu keniscayaan yang mesti ada dan sifatnya mestilah harus berbeda dari manusia atau mahluk lainnya ( ciptaan ) yang Tidak terbatas, Tidak tergantung dan Kekal berarti Tuhan itu pastinya lebih kuasa dari manusia atau mahluk lainnya yang terbatas, tergantung dan tidak kekal. Oleh karena itulah Tuhan disebut dengan Maha. Jika Tuhan itu berbeda identitas dengan mahluknya bahkan berkuasa atas mahluknya tersebut adalah sangat mustahilah jika Tuhan itu berpredikat sebagai Pencipta sekaligus ciptaan, karena pastilah berlawanan dengan prinsip eklusi tertii.
Jika ada kepastian tentang suatu yang Maha yang lebih berkuasa dari kita sebagai manusia, berarti sebuah kemutlakan untuk tunduk dan pasrah terhadap keMahaan Nya. Sesuatu yang Maha ini yang berati bisa melakukan segalanya, sehingga selaras dengan prinsip identitas tidak akan ada yang sama dengan diriNYa. Adalah analisa logis jika alam semesta yang terbatas berasal dari awal yang tidak terbatas yang dapat melakukan apa saja, yang Maha perkasa. Sebab sesuatu yang terbatas tidak akan pernah bisa melakukan sesuatu yang diluar keterbatasannya, contohnya kita manusia tidak akan pernah bisa menciptakan nyawa sesorang karena kita terbatas, dan perbuatan tersebut di luar keterbatasan atau kemampuan kita. Disini berlakulah prinsip Causalitas yang berarti akibat tergantung mutlak terhadap sebab. Dengan demikian, kita manusia dan alam semesta adalah akibat dari sebuah pencipta yang tanpa sebab ( Prima Causa ), karena jika Tuhan disebabkan lagi oleh sesuatu yang Lebih Maha dari Dirinya berati Tuhan berstatus sama dengan mahluk ciptaannya yang terbatas dan tergantung.
Maka Tuhan sang Penguasa berkuasa atas ciptaanya dengan telah menetapkan segala sesuatunya sehingga tercukupi sebab atas terjadinya sesuatu berdasarkan ukuran-ukuran. Sesuatu yang alamiah jika ciptaan Tuhan mengabdi kepadaNya karena ciptaan tergantung kepada Pencipta. Pencipta yang sempurna pastilah menciptakan ciptaan yang sempurna sejalan dengan prinsip causalitas tetapi tentu saja kesempurnaan Tuhan sebagai pencipta berbeda dengan Kesempurnaan ciptaan sejalan dengan prinsip identitas, oleh karena itu tidak akan pernah Pencipta atau Ciptaan mempunyai dua identitas sekaligus ( sebagai Pencipta dan juga sebagai ciptaan ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa agama / kepercayaan monotheis adalah analisa yang logis.
Oleh karena itu Tuhan menganugrahi akal kepada manusia yang menjadi Khalifah atau citra Tuhan di bumi sekaligus sebagai penanda/pembeda dengan mahluk Tuhan lainnya menjadikan sebagai alat analisa untuk mengenalNya, sehingga menalar Tuhan adalah suatu usaha yang wajib dilakukan oleh manusia yang berpikir. Jika akal adalah alat analisa untuk mengenal Tuhan, lalu bagaimana Tuhan yang Tidak terbatas menyampaikan pesan-pesan IlahiNya kepada Manusia yang terbatas. Pastinya Manusia yang terbatas tidak akan sanggup menerima pesan-pesan Ilahi dari Yang Tak Terbatas. Maka, disini lah peran pembawa wahyu Tuhan atau lazim disebut nabi. Tuhan membutuhkan manusia yang paripurna sebagai pembawa pesan Ilahi untuk disampaikan kepada manusia-manusia lainnya.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/logika
Mundiri, Pengantar Logika, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001
Teks Nilai Dasar Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI )
Franz Magnis Suseno, Menalar Tuhan, Kanisius, Jakarta 2001

BY : Agustian Hutriady

Komisariat Tercinta

Komisariat Tercinta