Mengapa Basic Training HMI ?????
Pandji A. Damar)*
Saya memaksa diri untuk membuat tulisan ini dengan gaya nge-pop , pada acara ngobrol-ngobrol kali ini.
Artikel ini lebih kepada pengalaman subjektif saya sebagai orang yang lebih dahulu mengalami / mengikuti Basic Training HMI.
Ikut Basic Training HMI sama dengan memasuki Gerbang dunia Baru , wuih dahsyat betul istilahnya . memang sekarang ini kita hidup di dunia lama ?
Sepengalaman saya memang seperti itu, tapi tentu saja itu sangat subjektif. Bagi orang seperti saya yang merasa hidupnya tercerahkan karena HMI .
Beginilah pengalaman saya
Saya tahu HMI sudah dari sejak SMU. Informasi pertama yang saya tahu dari buku, kemudian dari guru-guru SMU saya. kebetulan mereka alumnus HMI. Menginjak kuliah, saya cari – cari informasi tentang HMI dan ketemu beberapa pentolannya . pertemuan pertama dengan orang-orang ini sungguh memberikan kesan tersendiri yaitu mereka sangat kritis, berani mempertanyakan apa saja, dan kekuatan argumentasinya hmmmmmmmh luar biasa ? bukan karena informasi yang disajikan mereka tapi kekuatan logika & argumentasi lah yang membuat saya kagum. Dan kedua mereka agak nyeleneh, karena definisi mereka tentang Agama, ibadah , dll – yang umumnya sudah dianggap mapan oleh orang pada umumnya -I definisi mereka diluar arus utama yang saya pahami ketika itu.
Wah pasti teman-teman tambah ragu-ragu ya , jangan –jangan HMI aliran sesat ???!!!
Umumnya seperti itu pandangan orang , karena pertanyaan-pertanyaan kritis yang terbiasa terlontar ketika kita sedang berdiskusi, jenis-jenis pertanyaannya tak pernah terlintas di pikiran kita sebelumnya.
Persoalan sesat menyesatkan tidak akan membawa kita pada kemajuan. Bagi saya sesat atau tak sesat hanya Tuhan yang bisa memutusnya . Toh dia mencipta semua mahluk yang diantaranya manusia dengan segala pilihan manusia itu sendiri.
Lagipula bukankah Islam itu sesat kata saudara kita yang Kristen ?
begitu pula Kristen kan sesat menurut Budha ?
termasuk kita adalah sesat menurut aliran yang kita sematkan atribut sesat kepadanya
pusing ya ? tenang itu baru pembukaan ?
okey kita mulai darimana saya tahu HMI ketika kuliah
informasi pertama saya dapatkan ya itu tadi dari para aktivis-aktivisnya sejak dari masa penataran P 4 ( sekarang sudah tidak ada lagi )
Saya tidak langsung ikut , saya melakukan pengamatan dulu dan bergaul selama kurang lebih 1 tahun .Dan di tahun kedua kuliah yaitu tahun 1998. saya ikut LK 1 HMI. Bagaimana proses LK1 ketika itu ? hmmh nanti saja di ceritakan jika kawan-kawan sudah lulus LK 1 . ini bukan soal rahasia – rahasian, tapi soal pemahaman dan keingintahuan. Membaca artikel akan membawa dampak pemahaman yang berbeda dengan mengalami sendiri.
Seperti kita ketahui bersama bahwa ada prinsip yang mengatakan
“ mulailah dari yang mudah ke yang sulit “
Belajar matematika dimulai dari tambah, kali , kurang , bagi dan seterusnya
Kalau tahu-tahu dapet maematika kelas universitas , bisa dipastikan anda cepat gila atau anda mengganggap orang yang bicara matematika itu gila. yang jelas LK 1 HMI membuat saya mendapatkan pencerahan intelektual dan spriritual, saya diajak untuk memahami dan memaknai apa yang saya yakini secara rasional dan argumentatif.
LK 1 merupakan ajang penanaman nilai-nilai , apa itu nilai ? wah bisa panjang diskusi kita. Yang jelas HMI sangat menghargai dan memahami bahwa setiap mahasiswa yang baru bergabung bukanlah sebuah gelas kosong , tapi gelas isi, jadi penanaman nilai model HMI bukanlah dengan system indoktrinasi, pemaksaan kepercayaan, dan satu arah. Tapi metode penanaman nilai di HMI lebih menggunakan cara-cara dialogis. Artinya nilai-nilai yang sudah dimiliki peserta LK1 di dialog kan bukan di hilangkan. Di dialogkan dengan nilai-nilai yang di yakini HMI. Menguji secara bersama apa yang diyakini dengan metode ilmiah hingga menemukan kebenaran. Sebab itu HMI sangat menghormati apapun paham pemikiran & aliran keagamaan yang dianut para peserta LK 1 .
HMI lewat LK 1 nya menawarkan cara pandang atas
1. Status kemahasiswaan yang sedang di dijalani,
2. Keimanan kita pada Islam
3. Indonesia tempat kaki kita berdiri
Cara pandang atas minimal ketiga hal itu lah yang ditawarkan. Apa luarbiasanya ? bukankah semua organisasi menawarkan hal itu ? . Saya berani bertaruh integralisme Islam & Indonesia di HMI secara konseptual belum ada yang menyaingi. Karena HMI bergulat selama lebih dari 60 tahun menguji nilai-nilai Islam dalam realitas ke Indonesiaan.
Waduh kepanjangan nih ceritanya , kembali kejudul awal aja dech.
Kira – kira dalam diskusi ini, jika kita ajukan daftar pertanyaan berikut , apa yang terlintas dalam benak kawan –kawan ?
Pernahkah kawan-kawan mempertanyakan beberapa pertanyaan mendasar ini
1. Apakah yang kita YAKINI selama ini benar ?
2. Apa makna status mahasiswa yang disematkan kepada kita , hanya sekedar status seseorang yang sedang belajar di perguruan tinggi ???
3. Apa yang DI CARI sih KULIAH itu ?
4. Apa KEBUTUHAN saya terpenuhi , kalau ikutan HMI ?
5. Apa sih peran mahluk bernama MAHASISWA itu ?
6. apa sih ISLAM itu, apa yang saya pahami dari Islam?
7. Kenapa harus ISLAM yang bukan yang lain ? bagaimana kalau yang lain Benar Juga ?
Kalau pertanyaan diatas bisa dijawab dengan tepat , maka sepertinya nggak perlu lagi dech ikutan HMI, tapi kalau masih ragu-ragu atau nggak yakin. Mendingan ikutan LK 1 HMI.
Apakah ada jaminan kalau ikut LK1 HMI semua bisa terjawab ?
Wah kalau ini sih terus terang hanya kita masing-masing dan pengurus yang bisa menjawab.
Tapi saya pernah diberikan kata-kata bijak oleh seorang kawan dia bilag begini
“Masuk HMI tidaklah memberikan kepada kita jawaban-jawaban praktis, Justru di HMI lah kita jadi makin bertanya . karena Tuhan menyediakan begittu banyak jawaban tapi kita tak pernah mempertanyakan, akhirya jawaban-jawaban itu tak ada artinya “
Jadi kita akan menemukan pertanyaan-pertanyaan baru . loh kok bukan jawaban ???
Masih penasaran ????????????????
Mau tau jawabannya ?????????????????
Kalau di ksih tau sekarang nggak seru dong
HMI tempat berkumpul manusia-manusia yang penuh kegelisahan, manusia-manusia yang bergulat mencari jawab atas semua kegelisahan hidup.
Ikutan HMI aja yuk !!!!!!!
Pandji A. Damar adalah Alumni HMI Cabang Jakarta Komisariat Trisakti, sekarang bekerja sebagai praktisi bidang Logistik di Perusahaan Pengeboran Minyak & Gas Bumi. Seorang mahluk pembelajar dan pencari kebenaran.dapat dihubuni di email : pandji_aryo@yahoo.com
Selasa, 21 April 2009
Senin, 20 April 2009
TENTANG AKSIOLOGI
AKSIOLOGI
Oleh : Agustian Hutriady
Disampaikan pada Training Revolusi Kesadaran HMI Lintas Komisariat Jakarta-Depok, 19 April - 10 Mei 2009
Definisi :
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, social dan agama. Sistem mempunyai rancangan bagaimana tatanan, rancangan dan aturan sebagai satu bentuk pengendalian terhadap satu institusi dapat terwujud.
TENTANG NILAI
Definisi
Pemahaman tentang nilai, yaitu (1) suatu keyakinan, (2) berhubungan dengan cara bertingkah laku dan tujuan akhir tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.
JENIS-JENIS NILAI
A. Nilai Baik dan Buruk
Baik dan buruk adalah suatu yang berlawanan, bisa bersifat lebih atau kurang, baik dan buruk sama pentingnya dalam teori nilai karena keduanya ada / exist dan bisa dialami oleh setiap orang.
Kesimpulan : pada hakikatnya setiap orang akan memaksimalkan nilai baik dan meminimalkan nilai yang buruk
B. Sarana dan Tujuan
Sarana sebagai nilai instrumental bersifat kausalitas, tujuan sebagai nilai intrinsic yaitu nilai yang ada dalam perasaan / tindakan seseorang misalnya seorang hedonist menganggap sesuatu yang bernilai baik dalam dirinya adalah yang menyenangkan dan yang terburuk adalah yang tidak menyenangkan baginya.
C.Nilai Aktual dan Potensial
Berkaitan dengan Nilai instinsik yang didapat dari nilai instrumental dan pastinya bersifat temporer. Oleh karena itu timbul nilai potensial atau berpotensi untuk memunculkan nilai actual yang merupakan nilai sekarang yang sedang di alami.
D. Nilai Objektif dan Subjektif
Objektif karena menjadi pusat / objek perhatian. Subjek & objek bersifat korelatif; suatu objek selalu mrpkn perhatian bagi subjek, dan subjek sll menyadari keberadaan suatu objek. Seluruh nilai intrinsik mrpkn objek perhatian yg inheren & dng sendirinya objektif. Perasaan subjektif ikut berperan dlm setiap nilai intrinsik. (mis: saya senang makan rendang yg pedas ini).
E. Nilai yg Menampak dan yang Real
Seluruh objek yg menampak pd indera itu muncul pd kesadaran. Objek itu ada dua jenis:
Pertama; objek tsb hadir dan diterima sbg sesuatu yg kelihatan/menampak.
Kedua; objek tetap real atau eksis meskipun tidak ada dlm kesadaran
F. Nilai Murni dan Campuran
1. Nilai murni meliputi empat jenis perbedaan antara baik & buruk:
a. rasa senang/tdk,
b. bersemangat/lesu,
c. rasa puas/frustrasi,
d. rasa suka/terganggu
2. Nilai Campuran; perpaduan berbagai nilai, mis: nilai aktual & potensial,
HAKEKAT NILAI
Berikut adalah beberapa contoh dari hakikat nilai dilihat dari anggapan atau pendapatnya:
a. Nilai berasal dari kehendak, Voluntarisme.
b. Nilai berasal dari kesenangan, Hedonisme
c. Nilai berasal dari kepentingan.
d. Nilai berasal dari hal yang lebih disukai (preference).
e. Nilai berasal dari kehendak rasio murni.
KRITERIA NILAI
Standar pengujian nilai dipengaruhi aspek psikologis dan logis.
a. Kaum hedonist menemukan standar nilai dalam kuantitas kesenangan yang dijabarkan oleh individu atau masyarakat.
b. Kaum idealis mengakui sistem objektif norma rasional sebagai kriteria.
c. Kaum naturalis menemukan ketahanan biologis sebagai tolok ukur.
STATUS METAFISIKA NILAI
a. Subjektivisme adalah nilai semata-mata tergantung pengalaman manusia.
b. Objektivisme logis adalah nilai merupakan hakikat logis atau subsistensi, bebas dari keberadaannya yang dikenal.
c. Objektivisme metafisik adalah nilai merupakan sesuatu yang ideal bersifat integral, objektif, dan komponen aktif dari kenyataan metafisik. (mis: theisme).
KARAKTERISTIK NILAI
a. Bersifat abstrak; merupakan kualitas
b. Inheren pada objek
c. Bipolaritas yaiatu baik/buruk, indah/jelek, benar/salah.
d. Bersifat hirarkhis; Nilai kesenangan, nilai vital, nilai kerohanian, nilai kekudusan.
PENUTUP
Aksiologi membberikan jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di pergunakan. Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah nilai. Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan nilai. Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma nilai
Litelature yang disarankan :
www.adikke3ku.wordpress.com
www.rumahbelajarpsikologi.com
www.wikipedia.com
Burhanuddin Salam : Logika Materi Filsafat Ilmu Pengetahuan, Rineka Cipta, Jakarta 2007
Jujun Suriasumantri : Pengantar Filsafat Populer , Pustaka Sinar Harapan, 2006
Umar Solikhin : Moralitas Bahasa dalam Aksiologi Pengetahuan
Oleh : Agustian Hutriady
Disampaikan pada Training Revolusi Kesadaran HMI Lintas Komisariat Jakarta-Depok, 19 April - 10 Mei 2009
Definisi :
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, social dan agama. Sistem mempunyai rancangan bagaimana tatanan, rancangan dan aturan sebagai satu bentuk pengendalian terhadap satu institusi dapat terwujud.
TENTANG NILAI
Definisi
Pemahaman tentang nilai, yaitu (1) suatu keyakinan, (2) berhubungan dengan cara bertingkah laku dan tujuan akhir tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.
JENIS-JENIS NILAI
A. Nilai Baik dan Buruk
Baik dan buruk adalah suatu yang berlawanan, bisa bersifat lebih atau kurang, baik dan buruk sama pentingnya dalam teori nilai karena keduanya ada / exist dan bisa dialami oleh setiap orang.
Kesimpulan : pada hakikatnya setiap orang akan memaksimalkan nilai baik dan meminimalkan nilai yang buruk
B. Sarana dan Tujuan
Sarana sebagai nilai instrumental bersifat kausalitas, tujuan sebagai nilai intrinsic yaitu nilai yang ada dalam perasaan / tindakan seseorang misalnya seorang hedonist menganggap sesuatu yang bernilai baik dalam dirinya adalah yang menyenangkan dan yang terburuk adalah yang tidak menyenangkan baginya.
C.Nilai Aktual dan Potensial
Berkaitan dengan Nilai instinsik yang didapat dari nilai instrumental dan pastinya bersifat temporer. Oleh karena itu timbul nilai potensial atau berpotensi untuk memunculkan nilai actual yang merupakan nilai sekarang yang sedang di alami.
D. Nilai Objektif dan Subjektif
Objektif karena menjadi pusat / objek perhatian. Subjek & objek bersifat korelatif; suatu objek selalu mrpkn perhatian bagi subjek, dan subjek sll menyadari keberadaan suatu objek. Seluruh nilai intrinsik mrpkn objek perhatian yg inheren & dng sendirinya objektif. Perasaan subjektif ikut berperan dlm setiap nilai intrinsik. (mis: saya senang makan rendang yg pedas ini).
E. Nilai yg Menampak dan yang Real
Seluruh objek yg menampak pd indera itu muncul pd kesadaran. Objek itu ada dua jenis:
Pertama; objek tsb hadir dan diterima sbg sesuatu yg kelihatan/menampak.
Kedua; objek tetap real atau eksis meskipun tidak ada dlm kesadaran
F. Nilai Murni dan Campuran
1. Nilai murni meliputi empat jenis perbedaan antara baik & buruk:
a. rasa senang/tdk,
b. bersemangat/lesu,
c. rasa puas/frustrasi,
d. rasa suka/terganggu
2. Nilai Campuran; perpaduan berbagai nilai, mis: nilai aktual & potensial,
HAKEKAT NILAI
Berikut adalah beberapa contoh dari hakikat nilai dilihat dari anggapan atau pendapatnya:
a. Nilai berasal dari kehendak, Voluntarisme.
b. Nilai berasal dari kesenangan, Hedonisme
c. Nilai berasal dari kepentingan.
d. Nilai berasal dari hal yang lebih disukai (preference).
e. Nilai berasal dari kehendak rasio murni.
KRITERIA NILAI
Standar pengujian nilai dipengaruhi aspek psikologis dan logis.
a. Kaum hedonist menemukan standar nilai dalam kuantitas kesenangan yang dijabarkan oleh individu atau masyarakat.
b. Kaum idealis mengakui sistem objektif norma rasional sebagai kriteria.
c. Kaum naturalis menemukan ketahanan biologis sebagai tolok ukur.
STATUS METAFISIKA NILAI
a. Subjektivisme adalah nilai semata-mata tergantung pengalaman manusia.
b. Objektivisme logis adalah nilai merupakan hakikat logis atau subsistensi, bebas dari keberadaannya yang dikenal.
c. Objektivisme metafisik adalah nilai merupakan sesuatu yang ideal bersifat integral, objektif, dan komponen aktif dari kenyataan metafisik. (mis: theisme).
KARAKTERISTIK NILAI
a. Bersifat abstrak; merupakan kualitas
b. Inheren pada objek
c. Bipolaritas yaiatu baik/buruk, indah/jelek, benar/salah.
d. Bersifat hirarkhis; Nilai kesenangan, nilai vital, nilai kerohanian, nilai kekudusan.
PENUTUP
Aksiologi membberikan jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di pergunakan. Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah nilai. Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan nilai. Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma nilai
Litelature yang disarankan :
www.adikke3ku.wordpress.com
www.rumahbelajarpsikologi.com
www.wikipedia.com
Burhanuddin Salam : Logika Materi Filsafat Ilmu Pengetahuan, Rineka Cipta, Jakarta 2007
Jujun Suriasumantri : Pengantar Filsafat Populer , Pustaka Sinar Harapan, 2006
Umar Solikhin : Moralitas Bahasa dalam Aksiologi Pengetahuan
Minggu, 19 April 2009
Refleksi Hari Kartini Bagi Pembangunan Kesadaran Kesetaraan Gender
21 April diperingati oleh Indonesia sebagai Hari Kartini,walau tidak ditetapkan sebagai hari libur. penghargaan bagi pejuang perempuan yang memperjuangkan hak-hak kesetaraan yang sama dengan kaum laki-laki.
Perempuan yang tadinya di image kan dengan posisi , kondisi , serta hak-hak nya di bawah laki-laki sekarang sudah berbalik menjadi setara dengan laki-laki. Hal semacam ini sudah diperjuangkan oleh Nabi Besar Muhammad S.A.W ketika berupaya menunjukkan / mengajarkan kepada umatnya bahwa tidak ada perbedaan bagi manusia kecuali Imannya kepada Allah S.W.T. Rasullulah mendobrak tradisi Arab kuno yang masih membelakukan budak, penjualan manusia, dan tindak diskriminasi lainnya. Esensi yang sama kemudian diperjuangkan oleh R.A Kartini di Hindia Belanda pada zaman penjajahan Belanda.
Kartini sekarang menjadi inspirasi bagi perjuangan dan keberhasilan perempuan-perempuan di Indonesia , perempuan yang menjadi menteri, direktur bahkan kondektur sekalipun, Bahkan terbentuk KOHATI merupakan Implikasi dari perjuangan R.A kartini, seperti Che Guevara di Cuba berhasil mereformasi paradigma kuno masyarakat Indonesia tentang harkat, martabat, dan Hak Azazi Manusia.
R.A kartini membuka mata kita bahwa ada hal-hal dimana perempuan bisa melakukan yang terbaik seperti halnya laki-laki melakukan yang terbaik.
HMI Komisariat STMT Trisakti mengucapkan SELAMAT HARI KARTINI !! Mari menjadi Hari Kartini menjadi refleksi bagi kesadaran kesetaraan gender sehingga membentuk tata nilai yang di Ridhoi Allah S.W.T dalam Masyarakat
"Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka ( laki-laki ) atas sebahagian yang lain ( wanita ) dan karena mereka ( laki-laki ) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh,adalah yang taat kepada ALLAH lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara ( mereka ) ... "
( Q.S AN Nisaa'. 34 )
Perempuan yang tadinya di image kan dengan posisi , kondisi , serta hak-hak nya di bawah laki-laki sekarang sudah berbalik menjadi setara dengan laki-laki. Hal semacam ini sudah diperjuangkan oleh Nabi Besar Muhammad S.A.W ketika berupaya menunjukkan / mengajarkan kepada umatnya bahwa tidak ada perbedaan bagi manusia kecuali Imannya kepada Allah S.W.T. Rasullulah mendobrak tradisi Arab kuno yang masih membelakukan budak, penjualan manusia, dan tindak diskriminasi lainnya. Esensi yang sama kemudian diperjuangkan oleh R.A Kartini di Hindia Belanda pada zaman penjajahan Belanda.
Kartini sekarang menjadi inspirasi bagi perjuangan dan keberhasilan perempuan-perempuan di Indonesia , perempuan yang menjadi menteri, direktur bahkan kondektur sekalipun, Bahkan terbentuk KOHATI merupakan Implikasi dari perjuangan R.A kartini, seperti Che Guevara di Cuba berhasil mereformasi paradigma kuno masyarakat Indonesia tentang harkat, martabat, dan Hak Azazi Manusia.
R.A kartini membuka mata kita bahwa ada hal-hal dimana perempuan bisa melakukan yang terbaik seperti halnya laki-laki melakukan yang terbaik.
HMI Komisariat STMT Trisakti mengucapkan SELAMAT HARI KARTINI !! Mari menjadi Hari Kartini menjadi refleksi bagi kesadaran kesetaraan gender sehingga membentuk tata nilai yang di Ridhoi Allah S.W.T dalam Masyarakat
"Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka ( laki-laki ) atas sebahagian yang lain ( wanita ) dan karena mereka ( laki-laki ) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh,adalah yang taat kepada ALLAH lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara ( mereka ) ... "
( Q.S AN Nisaa'. 34 )
PEREMPUAN OR WANITA
Apa sebenarnya perbedaan antara Perempuan dan Wanita?
Manakah yang lebih baik, Perempuan atau Wanita?
Ketika masa pergerakan nasional, Kelompok2 perempuan lebih banyak menggunakan kata Perempuan untuk nama organisasinya, misalnya Perempuan Indonesia dan Kongres Perempuan Indonesia tapi juga ada lembaga yang menggunakan kata wanita misalnya Wanita Taman Siswa. Pada saat itu kelompok2 tersebut tidak membedakan istilah perempuan dan wanita. Bagi mereka istilah itu sama saja. Bahkan ada yang memakai istilah Isteri yang artinya merujuk pada perempuan. Namun pada periode pendudukan Jepang, Istilah perempuan dikonotasikan menjadi berbeda.
Istilah perempuan banyak merujuk pada Jugunyanfu. Jugunyanfu adalah perempuan pribumi yang dipaksa oleh Jepang untuk melayani kebutuhan seksual tentara Jepang dan perempuan menjadi konotasi yang buruk pada saat itu. Sehingga pada era awal kemerdekaan istilah yang dipakai merujuk pada wanita. Kita bisa lihat nama2 oraganisasi yang muncul pada saat itu antara lain Persatuan Wanita Republik Indonesia, Kongres Wanita Indonesia dan lain-lain.
Jadi sesugguhnya secara kultur pada saat itu tidak melihat perbedaan istilah antara perempuan dan wanita. Namun, pada periode Orde Baru. Penguasa pada saat itu melakukan penghancuran gerakan perempuan dengan mendefenisikan Wanita yang baik adalah perempuan yang mau diatur terhadap suami dan lain2nya. Sedangkan istilah perempuan kemudian dikonotasikan tidak jauh berbeda seperti zaman pendudukan jepang yaitu perempuan pelacur. Hal ini yang kemudian menjadikan istilah wanita menjadi benar2 wani ditata. Dan bentuk perlawanan kelompok2 perempuan pada saat itu adalah menentang perempuan yang hanya tunduk terhadap laki2 tanpa punya hak untuk menentukan dirinya sebagai manusia yang seutuhnya.
Perubahan pengertian antara wanita dan perempuan sampai saat ini masih merujuk pada kepentingan politik yang ingin menghancurkan gerakan perempuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia – KBBI, PEREMPUAN adalah jenis kelamin, yakni orang (manusia) yang mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui. WANITA adalah perempuan yang sudah dewasa.
Kata PEREMPUAN dapat digunakan untuk segala usia (perempuan kecil, perempuan dewasa atau perempuan tua) tetapi kita tidak lazim menyebutkan bayi yang baru lahir itu adalah WANITA.
Kata PEREMPUAN pada masa kini sudah jarang digunakan atau bahkan tidak lagi digunakan orang karena menganggap kata lama yang sudah usang. Mungkin karena itu orang cenderung menganggap PEREMPUAN itu tidak sopan. Karena itu jika orang sedang mengumpat sering terucap "Dasar perempuan, lu!", tetapi kita belum pernah mendengar orang berkata "WANITA, lu!.
Menurut bahasa Jawa:
WANITA --> WANITO = WANITA DI TOTO atau BERANI di TATA, ini menunjukkan kalau wanita siap di tata, di atur dan diarahkan oleh sang pendamping. Kesannya jadi lemah.
PEREMPUAN----> EMPU = TUAN ----->YANG DIAGUNGKAN. Memuliakan atau menghormati seseorang. Kesannya kuat dan lebih dihargai
Dalam kesusastraan Melayu Klasik kita mengenal kata EMPUAN yang juga berarti "perempuan" yakni sebuatan bagi istri raja. Mungkin dari situlah muncul kata PEREMPUAN yang lebih kurang berarti "orang yang dimuliakan atau yang dihormati".
Oleh : Verga Septy Pondhas
Manakah yang lebih baik, Perempuan atau Wanita?
Ketika masa pergerakan nasional, Kelompok2 perempuan lebih banyak menggunakan kata Perempuan untuk nama organisasinya, misalnya Perempuan Indonesia dan Kongres Perempuan Indonesia tapi juga ada lembaga yang menggunakan kata wanita misalnya Wanita Taman Siswa. Pada saat itu kelompok2 tersebut tidak membedakan istilah perempuan dan wanita. Bagi mereka istilah itu sama saja. Bahkan ada yang memakai istilah Isteri yang artinya merujuk pada perempuan. Namun pada periode pendudukan Jepang, Istilah perempuan dikonotasikan menjadi berbeda.
Istilah perempuan banyak merujuk pada Jugunyanfu. Jugunyanfu adalah perempuan pribumi yang dipaksa oleh Jepang untuk melayani kebutuhan seksual tentara Jepang dan perempuan menjadi konotasi yang buruk pada saat itu. Sehingga pada era awal kemerdekaan istilah yang dipakai merujuk pada wanita. Kita bisa lihat nama2 oraganisasi yang muncul pada saat itu antara lain Persatuan Wanita Republik Indonesia, Kongres Wanita Indonesia dan lain-lain.
Jadi sesugguhnya secara kultur pada saat itu tidak melihat perbedaan istilah antara perempuan dan wanita. Namun, pada periode Orde Baru. Penguasa pada saat itu melakukan penghancuran gerakan perempuan dengan mendefenisikan Wanita yang baik adalah perempuan yang mau diatur terhadap suami dan lain2nya. Sedangkan istilah perempuan kemudian dikonotasikan tidak jauh berbeda seperti zaman pendudukan jepang yaitu perempuan pelacur. Hal ini yang kemudian menjadikan istilah wanita menjadi benar2 wani ditata. Dan bentuk perlawanan kelompok2 perempuan pada saat itu adalah menentang perempuan yang hanya tunduk terhadap laki2 tanpa punya hak untuk menentukan dirinya sebagai manusia yang seutuhnya.
Perubahan pengertian antara wanita dan perempuan sampai saat ini masih merujuk pada kepentingan politik yang ingin menghancurkan gerakan perempuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia – KBBI, PEREMPUAN adalah jenis kelamin, yakni orang (manusia) yang mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui. WANITA adalah perempuan yang sudah dewasa.
Kata PEREMPUAN dapat digunakan untuk segala usia (perempuan kecil, perempuan dewasa atau perempuan tua) tetapi kita tidak lazim menyebutkan bayi yang baru lahir itu adalah WANITA.
Kata PEREMPUAN pada masa kini sudah jarang digunakan atau bahkan tidak lagi digunakan orang karena menganggap kata lama yang sudah usang. Mungkin karena itu orang cenderung menganggap PEREMPUAN itu tidak sopan. Karena itu jika orang sedang mengumpat sering terucap "Dasar perempuan, lu!", tetapi kita belum pernah mendengar orang berkata "WANITA, lu!.
Menurut bahasa Jawa:
WANITA --> WANITO = WANITA DI TOTO atau BERANI di TATA, ini menunjukkan kalau wanita siap di tata, di atur dan diarahkan oleh sang pendamping. Kesannya jadi lemah.
PEREMPUAN----> EMPU = TUAN ----->YANG DIAGUNGKAN. Memuliakan atau menghormati seseorang. Kesannya kuat dan lebih dihargai
Dalam kesusastraan Melayu Klasik kita mengenal kata EMPUAN yang juga berarti "perempuan" yakni sebuatan bagi istri raja. Mungkin dari situlah muncul kata PEREMPUAN yang lebih kurang berarti "orang yang dimuliakan atau yang dihormati".
Oleh : Verga Septy Pondhas
Resume Materi Training K-PTKP-AN HMI Komisariat STMT Trisakti , Materi : Propaganda, Isu dan Agitasi
Oleh : Dudy Fernandes
Definisi propaganda
1. Definisi propaganda modern
Propaganda adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan penyebar propaganda.
Tipologi propaganda
• propaganda politik yaitu melibatkan usaha pemerintah, partai atau golongan untuk pencapaian tujuan strategis dan taktis.
• propaganda sosiologi yaitu melakukan perembesan budaya kemudian masuk ke dalam lembaga-lembaga ekonomi, sosial dan politik.
Komponen propaganda
1. Pihak yang menyebarkan pesan, berupa komunikator, atau orang yang dilembagakan/lembaga yang menyampaikan pesan dengan isi dan tujuan tertentu.
2. Komunikan atau target penerima pesan yang diharapkan menerima pesan dan kemudian melakukan sesuatu sesuai pola yang ditentukan oleh komunikator.
3. Pesan tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa agar mencapai tujuannya dengan efektif.
4. Sarana atau medium yang tepat dan sesuai atau serasi dengan situasi dari komunikan.
5. Kebijaksanaan atau politik propaganda yang menentukan isi dan tujuan yang hendak dicapai.
6. Dilakukan secara terus menerus.
7. Terdapat proses penyampaian gagasan, ide/ kepercayaan, atau doktrin.
8. Mempunyai tujuan untuk mengubah opini, sikap, dan perilaku individu/ kelompok, dengan teknik-teknik mempengaruhi.
9. Kondisi dan situasi yang memungkinkan dilakukannya kegiatan propaganda yang bersangkutan.
10. Menggunakan cara sistematis prosedural dan perencanaan.
11. Dirancang sebagai sebuah program dengan tujuan yang kongkrit untuk mempengaruhi dan mendorong komunikan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan atau pola yang ditentukan oleh komunikator.
Pergeseran makna
Pada abad 17an Gereja Katolik Roma mendirikan the congregation de propaganda (sebuah usaha untuk mempropagandakan kepercayaan tersebut) namun kalimat ini menjadi berkonotasi negatif (bermakna negatif) saat diterapkan pada abad ke 20.
Beberapa hal yang dianggap memiliki kedekatan hubungan dengan propaganda adalah kesalahan informasi seperti inflasi bahasa dan penggelembungan bahasa yang disebarluaskan. contoh:
• Perang antara Amerika Serikat vs Irak
• Perang dingin antara CIA dan Soviet
• Orde baru: Dwifungsi ABRI, Mayoritas Tunggal, Asas Tunggal, Sakralitas Pancasila dan UUD'45
Sifat
1. Tertutup/terselubung.
2. Terbuka.
3. Pada awal tertutup akan tetapi lambat laun mulai terbuka.
Jenis
1. propaganda agitasi bertujuan agar komunikan bersedia memberikan pengorbanan yang besar bagi tujuan yang langsung, mengorbankan jiwa mereka dalam usaha mewujudkan cita-cita.
2. propaganda vertikal dengan melalui media massa
3. propaganda horisontal dengan melalui komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi dibanding komunikasi massa.
4. propaganda integrasi dengan penanaman doktrin.
sistim
1. Penggunaan simbol-simbol agar komunikan tidak tersadar dengan arah dan tujuan dari keinginan komunikator
2. Penggunakan fakta sebagai alat pemaksa agar komunikan menerima pesan dan melakukan tindakan seperti apa yang diharapkan oleh komunikator
Metoda
1. Metoda Koersif, sebuah komunikasi dengan cara menimbulkan rasa ketakutan bagi komunikan agar secara tidak sadar bertindak sesuai keinginan komunikator
2. Metoda Persuasif, sebuah komunikasi dengan cara menimbulkan rasa kemauan secara sukarela bagi komunikan agar secara tidak sadar dengan seketika dapat bertindak sesuai dengan keinginan komunikator
Metoda pervasif, sebuah komunikasi dengan cara menyebar luaskan pesan serta dilakukan secara terus menerus/berulang-ulang kepada komunikan sehingga melakukan imitasi atau menjadi bagian dari yang diinginkan oleh komunikator
Hubungan antara iklan, humas dan propaganda
Dalam bidang periklanan atau kehumasan untuk tujuan komersial, bisa jadi sesuatu itu bukan murni propaganda, namun dapat mengandung elemen propaganda saat pesan bertujuan untuk menyesatkan penerima pesan dengan menyembunyikan:
• Sumber informasi
• Tujuan informan
• Sisi lain cerita (hanya satu pihak)
• Konsekuensi saat pesan ini diadopsi.
Etika komunikasi persuasif
Untuk menghindari propaganda, praktisi humas memiliki beberapa etika komunikasi persuasif yang diperkenalkan oleh Prof. Richard L. Johannesen dari Northen Illinois University dimana mereka diberikan seperangkat pemilah untuk membedakan mana yang diperbolehkan dalam pesan membujuk dan mana yang dilarang dan termasuk propaganda.
Teknik-teknik propaganda
1. Pemberian julukan (Name calling) adalah penggunaan julukan untuk menjatuhkan seseorang, istilah, atau ideologi dengan memberinya arti negatif.
Cap PKI pada penduduk desa tertentu. (Berakibat penduduk tersebut ditangkap karena menganut ideologi yang dilarang pada masa pemerintahan orde baru)
2. Parade dangdut (Bandwagon) adalah penyampaian pesan yang memiliki implikasi bahwa sebuah pernyataan atau produk diinginkan oleh banyak orang atau mempunyai dukungan luas.
o Jutaan orang mendukung aborsi (perhatikan bahwa jumlah orang dan lokasi tidak dinyatakan secara spesifik).
o Semua dokter gigi menggunakan Oral B (perhatikan bahwa jumlah dan lokasi tidak dinyatakan secara spesifik).
o
3. Teknik transfer adalah suatu teknik propaganda dimana orang, produk, atau organisasi diasosiasikan dengan sesuatu yang mempunyai kredibilitas baik/ buruk.
Sampoerna Hijau, enaknya rame-rame (baca: rokok diasosiasikan dengan persahabatan)
4. Tebang pilih (Card stacking) adalah suatu teknik pemilihan fakta dan data untuk membangun kasus dimana yang terlihat hanya satu sisi suatu isyu saja, sementara fakta yang lain tidak diperlihatkan.
5. Penyamarataan yang berkilap (Glittering generalities) adalah teknik dimana sebuah ide, misi, atau produk diasosiasikan dengan hal baik seperti kebebasan, keadilan, dan demokrasi. Contoh: Marlboro citarasa Amerika sejati
6. Manusia biasa (Plain folks) adalah salah satu teknik propaganda yang menggunakan pendekatan yang digunakan oleh seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya rendah hati dan empati dengan penduduk pada umumnya.
o Cara ini banyak digunakan untuk kampanye untuk memperoleh kekuasaan politik (kursi presiden, bupati, pemerintah daerah). Biasanya acara telah dirancang sedemikian rupa saat individu yang dicalonkan lewat, maka ia akan mencium bayi, bersalaman dengan orang biasa, hingga memeluk orang papa.
7. Kesaksian (testimonial) adalah salah satu teknik propaganda yang paling umum digunakan dimana ditampilkan seseorang yang untuk bersaksi dengan tujuan mempromosikan produk tertentu, terkadang dalam kesaksiannya orang yang sama menjelek-jelekkan produk yang lain.
GAYA KOMUNIKASI LAINNYA
Persuasi
A Persuasi adalah “cara untuk mengubah sikap dan prilaku orang dengan menggunakan kata-kata lisan dan tertulis” (McGuire).
B Persuasi adalah “menanamkan opini baru” (Hovland).
C Persuasi adalah “usaha yang disadari untuk mengubah sikap, kepercayaan atau perilaku orang melalui transmisi pesan” (Bettinghaus).
D Persuasi adalah ”suatu proses timbal balik yang didalamnya komunikator, dengan sengaja atau tidak, menimbulkan perasaan responsif pada orang lain”(Nimmo)
Propaganda
a. Propaganda adalah pesan yang melibatkan simbol-simbol yang mencakup empat hal. Pertama, interaksi simbolik atau pesan-pesan politik yang digambarkan lewat lambang. Kedua, menggunakan pesan-pesan politik yang didramatisir sedemikian rupa sehingga memberikan kepuasan pribadi dan dampak tidak langsung. Ketiga, Penggunaan psikolinguistik yakni penggunaan bahasa tertentu yang memiliki dampak psikologis. Dan keempat, Penggunaan sosiolinguistik yaitu penggunaan bahasa yang memiliki dampak sosiologis tertentu.
b. Ellul membedakan propaganda vertikal dan horizontal. Yang pertama adalah transmisi dari satu kepada banyak dan terutama mengandalkan media massa bagi penyebaran imbauannya. Sedangkan propaganda horizontal bekerja lebih diantara keanggotaan kelompok ketimbang dari pemimpin kepada kelompok, lebih banyak melalui komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi daripada menggunakan komunikasi massa.
c. Nimmo menyarankan, supaya persuasi dan propaganda berhasil dengan baik, maka perlu diperhatian secara khusus prinsip-prinsip umum berikut yang dianalisis dari penelitian mengenai pengaruh komunikator terhadap keberhasilan usaha persuasif. Unsur-unsur itu adalah :
1. status komunikator
2. kredibilitas komunikator
3. daya tarik komunikator
4. isi pesan
5. struktur pesan
6. pemilihan media yang digunakan secara tepat
Ketertarikan khalayak terhadap Pesan yang dipakai
1. Topik (pesan) yang dibahas
2 Cara penyampaian
3 Teknik-teknik mengembangkan pokok bahasan
4 Bahasa yang dipakai
5 Organisasi pesan yang dipakai
6 Situasi yang dihadapi (setiap khalayak memiliki kondisi yang unik)
7 Keahlian (profesionalitas)
8 Kejujuran
Oleh : Bidang PTKP HMI KOmisariat Trisakti periode 2008-2009
Definisi propaganda
1. Definisi propaganda modern
Propaganda adalah usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan penyebar propaganda.
Tipologi propaganda
• propaganda politik yaitu melibatkan usaha pemerintah, partai atau golongan untuk pencapaian tujuan strategis dan taktis.
• propaganda sosiologi yaitu melakukan perembesan budaya kemudian masuk ke dalam lembaga-lembaga ekonomi, sosial dan politik.
Komponen propaganda
1. Pihak yang menyebarkan pesan, berupa komunikator, atau orang yang dilembagakan/lembaga yang menyampaikan pesan dengan isi dan tujuan tertentu.
2. Komunikan atau target penerima pesan yang diharapkan menerima pesan dan kemudian melakukan sesuatu sesuai pola yang ditentukan oleh komunikator.
3. Pesan tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa agar mencapai tujuannya dengan efektif.
4. Sarana atau medium yang tepat dan sesuai atau serasi dengan situasi dari komunikan.
5. Kebijaksanaan atau politik propaganda yang menentukan isi dan tujuan yang hendak dicapai.
6. Dilakukan secara terus menerus.
7. Terdapat proses penyampaian gagasan, ide/ kepercayaan, atau doktrin.
8. Mempunyai tujuan untuk mengubah opini, sikap, dan perilaku individu/ kelompok, dengan teknik-teknik mempengaruhi.
9. Kondisi dan situasi yang memungkinkan dilakukannya kegiatan propaganda yang bersangkutan.
10. Menggunakan cara sistematis prosedural dan perencanaan.
11. Dirancang sebagai sebuah program dengan tujuan yang kongkrit untuk mempengaruhi dan mendorong komunikan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan atau pola yang ditentukan oleh komunikator.
Pergeseran makna
Pada abad 17an Gereja Katolik Roma mendirikan the congregation de propaganda (sebuah usaha untuk mempropagandakan kepercayaan tersebut) namun kalimat ini menjadi berkonotasi negatif (bermakna negatif) saat diterapkan pada abad ke 20.
Beberapa hal yang dianggap memiliki kedekatan hubungan dengan propaganda adalah kesalahan informasi seperti inflasi bahasa dan penggelembungan bahasa yang disebarluaskan. contoh:
• Perang antara Amerika Serikat vs Irak
• Perang dingin antara CIA dan Soviet
• Orde baru: Dwifungsi ABRI, Mayoritas Tunggal, Asas Tunggal, Sakralitas Pancasila dan UUD'45
Sifat
1. Tertutup/terselubung.
2. Terbuka.
3. Pada awal tertutup akan tetapi lambat laun mulai terbuka.
Jenis
1. propaganda agitasi bertujuan agar komunikan bersedia memberikan pengorbanan yang besar bagi tujuan yang langsung, mengorbankan jiwa mereka dalam usaha mewujudkan cita-cita.
2. propaganda vertikal dengan melalui media massa
3. propaganda horisontal dengan melalui komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi dibanding komunikasi massa.
4. propaganda integrasi dengan penanaman doktrin.
sistim
1. Penggunaan simbol-simbol agar komunikan tidak tersadar dengan arah dan tujuan dari keinginan komunikator
2. Penggunakan fakta sebagai alat pemaksa agar komunikan menerima pesan dan melakukan tindakan seperti apa yang diharapkan oleh komunikator
Metoda
1. Metoda Koersif, sebuah komunikasi dengan cara menimbulkan rasa ketakutan bagi komunikan agar secara tidak sadar bertindak sesuai keinginan komunikator
2. Metoda Persuasif, sebuah komunikasi dengan cara menimbulkan rasa kemauan secara sukarela bagi komunikan agar secara tidak sadar dengan seketika dapat bertindak sesuai dengan keinginan komunikator
Metoda pervasif, sebuah komunikasi dengan cara menyebar luaskan pesan serta dilakukan secara terus menerus/berulang-ulang kepada komunikan sehingga melakukan imitasi atau menjadi bagian dari yang diinginkan oleh komunikator
Hubungan antara iklan, humas dan propaganda
Dalam bidang periklanan atau kehumasan untuk tujuan komersial, bisa jadi sesuatu itu bukan murni propaganda, namun dapat mengandung elemen propaganda saat pesan bertujuan untuk menyesatkan penerima pesan dengan menyembunyikan:
• Sumber informasi
• Tujuan informan
• Sisi lain cerita (hanya satu pihak)
• Konsekuensi saat pesan ini diadopsi.
Etika komunikasi persuasif
Untuk menghindari propaganda, praktisi humas memiliki beberapa etika komunikasi persuasif yang diperkenalkan oleh Prof. Richard L. Johannesen dari Northen Illinois University dimana mereka diberikan seperangkat pemilah untuk membedakan mana yang diperbolehkan dalam pesan membujuk dan mana yang dilarang dan termasuk propaganda.
Teknik-teknik propaganda
1. Pemberian julukan (Name calling) adalah penggunaan julukan untuk menjatuhkan seseorang, istilah, atau ideologi dengan memberinya arti negatif.
Cap PKI pada penduduk desa tertentu. (Berakibat penduduk tersebut ditangkap karena menganut ideologi yang dilarang pada masa pemerintahan orde baru)
2. Parade dangdut (Bandwagon) adalah penyampaian pesan yang memiliki implikasi bahwa sebuah pernyataan atau produk diinginkan oleh banyak orang atau mempunyai dukungan luas.
o Jutaan orang mendukung aborsi (perhatikan bahwa jumlah orang dan lokasi tidak dinyatakan secara spesifik).
o Semua dokter gigi menggunakan Oral B (perhatikan bahwa jumlah dan lokasi tidak dinyatakan secara spesifik).
o
3. Teknik transfer adalah suatu teknik propaganda dimana orang, produk, atau organisasi diasosiasikan dengan sesuatu yang mempunyai kredibilitas baik/ buruk.
Sampoerna Hijau, enaknya rame-rame (baca: rokok diasosiasikan dengan persahabatan)
4. Tebang pilih (Card stacking) adalah suatu teknik pemilihan fakta dan data untuk membangun kasus dimana yang terlihat hanya satu sisi suatu isyu saja, sementara fakta yang lain tidak diperlihatkan.
5. Penyamarataan yang berkilap (Glittering generalities) adalah teknik dimana sebuah ide, misi, atau produk diasosiasikan dengan hal baik seperti kebebasan, keadilan, dan demokrasi. Contoh: Marlboro citarasa Amerika sejati
6. Manusia biasa (Plain folks) adalah salah satu teknik propaganda yang menggunakan pendekatan yang digunakan oleh seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya rendah hati dan empati dengan penduduk pada umumnya.
o Cara ini banyak digunakan untuk kampanye untuk memperoleh kekuasaan politik (kursi presiden, bupati, pemerintah daerah). Biasanya acara telah dirancang sedemikian rupa saat individu yang dicalonkan lewat, maka ia akan mencium bayi, bersalaman dengan orang biasa, hingga memeluk orang papa.
7. Kesaksian (testimonial) adalah salah satu teknik propaganda yang paling umum digunakan dimana ditampilkan seseorang yang untuk bersaksi dengan tujuan mempromosikan produk tertentu, terkadang dalam kesaksiannya orang yang sama menjelek-jelekkan produk yang lain.
GAYA KOMUNIKASI LAINNYA
Persuasi
A Persuasi adalah “cara untuk mengubah sikap dan prilaku orang dengan menggunakan kata-kata lisan dan tertulis” (McGuire).
B Persuasi adalah “menanamkan opini baru” (Hovland).
C Persuasi adalah “usaha yang disadari untuk mengubah sikap, kepercayaan atau perilaku orang melalui transmisi pesan” (Bettinghaus).
D Persuasi adalah ”suatu proses timbal balik yang didalamnya komunikator, dengan sengaja atau tidak, menimbulkan perasaan responsif pada orang lain”(Nimmo)
Propaganda
a. Propaganda adalah pesan yang melibatkan simbol-simbol yang mencakup empat hal. Pertama, interaksi simbolik atau pesan-pesan politik yang digambarkan lewat lambang. Kedua, menggunakan pesan-pesan politik yang didramatisir sedemikian rupa sehingga memberikan kepuasan pribadi dan dampak tidak langsung. Ketiga, Penggunaan psikolinguistik yakni penggunaan bahasa tertentu yang memiliki dampak psikologis. Dan keempat, Penggunaan sosiolinguistik yaitu penggunaan bahasa yang memiliki dampak sosiologis tertentu.
b. Ellul membedakan propaganda vertikal dan horizontal. Yang pertama adalah transmisi dari satu kepada banyak dan terutama mengandalkan media massa bagi penyebaran imbauannya. Sedangkan propaganda horizontal bekerja lebih diantara keanggotaan kelompok ketimbang dari pemimpin kepada kelompok, lebih banyak melalui komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi daripada menggunakan komunikasi massa.
c. Nimmo menyarankan, supaya persuasi dan propaganda berhasil dengan baik, maka perlu diperhatian secara khusus prinsip-prinsip umum berikut yang dianalisis dari penelitian mengenai pengaruh komunikator terhadap keberhasilan usaha persuasif. Unsur-unsur itu adalah :
1. status komunikator
2. kredibilitas komunikator
3. daya tarik komunikator
4. isi pesan
5. struktur pesan
6. pemilihan media yang digunakan secara tepat
Ketertarikan khalayak terhadap Pesan yang dipakai
1. Topik (pesan) yang dibahas
2 Cara penyampaian
3 Teknik-teknik mengembangkan pokok bahasan
4 Bahasa yang dipakai
5 Organisasi pesan yang dipakai
6 Situasi yang dihadapi (setiap khalayak memiliki kondisi yang unik)
7 Keahlian (profesionalitas)
8 Kejujuran
Oleh : Bidang PTKP HMI KOmisariat Trisakti periode 2008-2009
Selasa, 14 April 2009
CIRI-CIRI TRAINING POLITIK DAN NONPOLITIK
Berikut catatan saya mengenai LK:
Ciri-ciri LK Politik/tidak beradab
CV pembicara selalu menyebutkan pengalaman structural /organisatoris
Materi –materinya bersifat verbal
Hasil akhirnya adalah kemampuan bicara
Pertimbangan ya dipakai untung-rugi
Metodenya kaku, disiplin yang dipaksakan,pemaksaan kehendak
Hasil akhirnya adalah kepatuhan
Metode yang digunakan menggunakan pola –pola birokratis, tertutup
Menganggap LK adalah ajang indoktrinasi
Nuansa Komando dan konflik
Ciri-ciri LK non politik /intelektual/budaya dan beradab ialah
CV pembicara menyebutkan prestasi intelektual/karya budaya
Materi-materinya tertulis/praktek
Hasil akhirnya adalah kesadaran dalam bentuk tulis atau karya
Pertimbangan yang dipakai benar-salah
Metodenya dialogis,disiplin kesadaran dan tanpa pemaksaan kehendak
Hasil akhirnya kesadaran.
Metode nya terbuka dan egaliter ,penekanan pada fungsi.
Menganggap LK adalah forum pencerahan dan dialog.
Nuansa persaudaraan, keteladanan,kebersamaan, kekeluargaan
Semoga jadi pertimbangan
Salam,
Pandji Aryo Damar
Ciri-ciri LK Politik/tidak beradab
CV pembicara selalu menyebutkan pengalaman structural /organisatoris
Materi –materinya bersifat verbal
Hasil akhirnya adalah kemampuan bicara
Pertimbangan ya dipakai untung-rugi
Metodenya kaku, disiplin yang dipaksakan,pemaksaan kehendak
Hasil akhirnya adalah kepatuhan
Metode yang digunakan menggunakan pola –pola birokratis, tertutup
Menganggap LK adalah ajang indoktrinasi
Nuansa Komando dan konflik
Ciri-ciri LK non politik /intelektual/budaya dan beradab ialah
CV pembicara menyebutkan prestasi intelektual/karya budaya
Materi-materinya tertulis/praktek
Hasil akhirnya adalah kesadaran dalam bentuk tulis atau karya
Pertimbangan yang dipakai benar-salah
Metodenya dialogis,disiplin kesadaran dan tanpa pemaksaan kehendak
Hasil akhirnya kesadaran.
Metode nya terbuka dan egaliter ,penekanan pada fungsi.
Menganggap LK adalah forum pencerahan dan dialog.
Nuansa persaudaraan, keteladanan,kebersamaan, kekeluargaan
Semoga jadi pertimbangan
Salam,
Pandji Aryo Damar
PENGANTAR LOGIKA
DEFINISI
Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur
Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Logika juga dapat didefinisikan sebagai penalaran yang lurus untuk membedakan sesuatu pemikiran yang benar dengan yang salah.
Sejarah Logika
Masa Yunani Kuno
Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.
Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.
Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.
Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles disimpulkan dari:
• Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)
• Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
• Air jugalah uap
• Air jugalah es
Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam semesta.
Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.
Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.
Buku Aristoteles to Oraganon (alat) berjumlah enam, yaitu:
1. Categoriae menguraikan pengertian-pengertian
2. De interpretatione tentang keputusan-keputusan
3. Analytica Posteriora tentang pembuktian.
4. Analytica Priora tentang Silogisme.
5. Topica tentang argumentasi dan metode berdebat.
6. De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir.
Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika.
Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Porohyus (232 - 305) membuat suatu pengantar (eisagoge) pada Categoriae, salah satu buku Aristoteles.
Boethius (480-524) menerjemahkan Eisagoge Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan menambahkan komentar- komentarnya.
Johanes Damascenus (674 - 749) menerbitkan Fons Scienteae.
Abad pertengahan dan logika modern
Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.
Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.
Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti:
• Petrus Hispanus 1210 - 1278)
• Roger Bacon 1214-1292
• Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian.
• William Ocham (1295 - 1349)
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concerning Human Understanding
Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum.
J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic
Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
• Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
• George Boole (1815-1864)
• John Venn (1834-1923)
• Gottlob Frege (1848 - 1925)
Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di John Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce's Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general theory of signs)
Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).
Logika simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt Godel (1906-1978), dan lain-lain.
TENTANG KEBENARAN
DEFINISI
Logika pada dasarnya merupakan metode penalaran yang lurus dan benar. Untuk itu kita harus tahu makna / definisi dari kebenaran . Kebenaran merupakan persamaan antara ide dengan realitas, oleh karena itu kebenaran pasti di dapat dari ilmu pengetahuan yang terdapat dalam ide dalam menafsirkan realitas ( mengenai ilmu pengetahuan dapat di bahas dalam materi epistemology ).
SYARAT – SYARAT KEBENARAN
Kebenaran harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
• Universal
• Objektif
• Argumentatif
• Ilmiah
SUMBER ILMU PENGETAHUAN
1. Empirisme
Sumber pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain atau peristiwa yang telah terjadi sebelumnya. Pengetahuan semacam ini disebut dengan empirisme ( asal kata : empiric = pengalaman )
2. Materialisme
Empirisme biasanya bersifat material walaupun ada empirisme non material yang juga diperdebatkan karena ada yang berpendapat empirisme non material hanya bersifat personal dan tentu saja subjekif. Maka turunan dari empirisme adalah materialisme ( asal kata : materi ) yang berarti kebenaran hanya bisa didapatkan dari pengetahuan panca indera. Materialisme menolak non materi sebagai kebenaran .
3. Skriptualisme
Kebenaran di dapat dari teks-teks tertulis. Kebenaran menurut skriptualisme adalah harus terdokumentasi yang berasal dari authorisme yang tidak perlu di bantah lagi
4. Rationalisme
Kebenaran di dapat berdasarkan penalaran pertimbangan akal budi. Menerima pengetahuan Empirisme , Materialisme , dan Skriptualisme selama ada penjelasan yang sesuai dengan akal budi / rasio.
PRIMA PRINCIPIA
Dalam rationalisme ada yang disebut dengan prinsip umum / Prima Principia yaitu :
1.Prinsip identitas
Menyatakan bahwa sesuatu adalah sesuatu itu sendiri
2. Prinsip nonkontradiksi
Merupakan penegasan dari prinsip identitas bahwa sesuatu itu tidak mungkin berada di luar dirinya.
3. Prinsip menolak jalan tengah
Merupakan konsekuensi dari prinsip sebelumnya yaitu prinsip identitas dan nonkontradiksi sehingga tidak mungkin sesuatu mempunyai dua identitas dalam konteks dan dimensi yang sama.
4. Prinsip sebab akibat
Merupakan prinsip tambahan yang menyatakan bahwa setiap akibat pasti bergantung mutlak terhadap sebab yang cukup.
LOGIKA FORMAL VS DIALEKTIKA
Logika formal yang bersandar pada prima principia mendapat tantangan dari pemikiran yang bersandar pada DIALEKTIKA.
Berasal dari kata dialog yang pertama kali digunakan oleh Plato. Dialektika kemudian dikenal lewat G.W. F. Hegel dengan dialektika idealismenya kemudian menginspirasi Karl Marx dan F. Engels dalam mengembangkan kebalikan dari dialektika idealisme yaitu dialektika materialisme.
Dialektika memandang kebenaran berasal dari pertentangan-pertentangan atau Hegel menyebutnya negasi dari negasi ( nantinya lebih lanjut Hegel menjelaskan pertentangan kuantitas dan kualitas yang menghasilkan kebenaran baru ). Pertentangan – pertentangan muncul dari unsur-unsur sbb :
1. Thesis
2. Antithesis
3. Sinthesis
Sehingga menurut dialektika, kebenaran yang utuh di dapat dari proses pertentangan atau yang Hegel sebut sebagai filsafat proses. THESIS merupakan kebenaran parsial awal atau identitas awal dari objek, tapi bukan merupakan kebenaran yang utuh karena thesis akan berproses yang dapat di negasikan / di tiadakan oleh indentitas baru disebut dengan ANTITHESIS. Antithesis kemudian akan mengalami proses yang sama di negasikan menjadi kebenaran baru yang disebut dengan SINTESIS. Sintesis inilah yang diasumsikan oleh Hegel sebagai kebenaran yang utuh atau kebenaran final.
Pemikiran dialektika yang seperti ini nantinya akan dijadikan landasan bagi C. Darwin dalam menyusun teori Evolusinya yang juga akan menginspirasi A. Hitler dalam landasan pemikiran Fasisme ( dituangkan dalam Mein Kampf part 1 dan 2 ).
Dialektika jelas melawan logika formal ( prima principia ) yang bersumber dari organon nya Aristoteles karena menolak keabsahan prinsip identitas sebagai kebenaran final. Prima principia dengan tegas memisahkan identitas yang berseberangan atau pertentangan-pertentangan ( prinsip nonkontradiksi ) tetapi bagi dialektika dari pertentangan-pertentanganlah kebenaran utuh dapat dihasilkan.
KRITIK TERHADAP DIALEKTIKA
Pandangan dialektika tidak menyentuh pada hakekat sebagaimana filsafat pada umumnya, karena hakekat kebenaran harus lah universal dan pastinya mempunyai identitas sendiri. Bagaimana mungkin sesuatu yang universal yang berbeda kemudian di pertentangkan untuk menghasilkan kebenaran baru ? tetapi dialektika sendiri bagi penganutnya di klaim universal dan objektif, padahal dialektika hanya menyentuh pada persoalan materi atau hanya pada permukaan filsafat, Mudahnya dialektika ditafsirkan / diterjemahkan dalam berbagai aspek justru menimbulkan multitafsir yang menimbulkan pertentangan dalam dirinya dengan adanya Dialektika Idealis bertentangan dialektika materialis. Kemudian jika kebenaran di dapat dari pertentangan – pertentangan berarti tidak ada jaminan kebenaran atau pernyataan dari paham dialektika tersebut merupakan kebenaran karena harus di pertentangkan lagi. Sehingga sebenarnya Sintesis yang seharusnya menjadi kebenaran final bisa menjadi thesis baru yang akan dipertentangkan lagi dan seterusnya berproses seperti itu, berarti kebenaran final menjadi absurd.
Sumber litelature yang disarankan :
www.wikipedia.com
Alex Lanur OFM : Selayang Pandang Logika , Kanisius , 1999
Diktat Filsafat Ketuhanan HMI Komisariat STMT Trisakti
Frans Magnis Suseno : Makalah Extension Course FILSAFAT KETUHANAN STF Driyarkara: “Atheisme Sebuah Tantangan”
Agustian Hutriady : Makalah tugas akhir Extension Course FILSAFAT KETUHANAN STF Driyarkara “ Relevansi Prima Principia Terhadap Konsep Ketuhanan “
George Novack : www.indomarxis.com
Mundiri : Pengantar Logika , Grassindo, 2000
oleh : Agustian Hutriady
Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur
Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Logika juga dapat didefinisikan sebagai penalaran yang lurus untuk membedakan sesuatu pemikiran yang benar dengan yang salah.
Sejarah Logika
Masa Yunani Kuno
Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.
Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.
Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.
Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles disimpulkan dari:
• Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)
• Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
• Air jugalah uap
• Air jugalah es
Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam semesta.
Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.
Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.
Buku Aristoteles to Oraganon (alat) berjumlah enam, yaitu:
1. Categoriae menguraikan pengertian-pengertian
2. De interpretatione tentang keputusan-keputusan
3. Analytica Posteriora tentang pembuktian.
4. Analytica Priora tentang Silogisme.
5. Topica tentang argumentasi dan metode berdebat.
6. De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir.
Pada 370 SM - 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika.
Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM - 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.
Porohyus (232 - 305) membuat suatu pengantar (eisagoge) pada Categoriae, salah satu buku Aristoteles.
Boethius (480-524) menerjemahkan Eisagoge Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan menambahkan komentar- komentarnya.
Johanes Damascenus (674 - 749) menerbitkan Fons Scienteae.
Abad pertengahan dan logika modern
Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.
Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.
Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti:
• Petrus Hispanus 1210 - 1278)
• Roger Bacon 1214-1292
• Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian.
• William Ocham (1295 - 1349)
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concerning Human Understanding
Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum.
J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic
Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:
• Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.
• George Boole (1815-1864)
• John Venn (1834-1923)
• Gottlob Frege (1848 - 1925)
Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di John Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce's Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general theory of signs)
Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 - 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 - 1970).
Logika simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt Godel (1906-1978), dan lain-lain.
TENTANG KEBENARAN
DEFINISI
Logika pada dasarnya merupakan metode penalaran yang lurus dan benar. Untuk itu kita harus tahu makna / definisi dari kebenaran . Kebenaran merupakan persamaan antara ide dengan realitas, oleh karena itu kebenaran pasti di dapat dari ilmu pengetahuan yang terdapat dalam ide dalam menafsirkan realitas ( mengenai ilmu pengetahuan dapat di bahas dalam materi epistemology ).
SYARAT – SYARAT KEBENARAN
Kebenaran harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
• Universal
• Objektif
• Argumentatif
• Ilmiah
SUMBER ILMU PENGETAHUAN
1. Empirisme
Sumber pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain atau peristiwa yang telah terjadi sebelumnya. Pengetahuan semacam ini disebut dengan empirisme ( asal kata : empiric = pengalaman )
2. Materialisme
Empirisme biasanya bersifat material walaupun ada empirisme non material yang juga diperdebatkan karena ada yang berpendapat empirisme non material hanya bersifat personal dan tentu saja subjekif. Maka turunan dari empirisme adalah materialisme ( asal kata : materi ) yang berarti kebenaran hanya bisa didapatkan dari pengetahuan panca indera. Materialisme menolak non materi sebagai kebenaran .
3. Skriptualisme
Kebenaran di dapat dari teks-teks tertulis. Kebenaran menurut skriptualisme adalah harus terdokumentasi yang berasal dari authorisme yang tidak perlu di bantah lagi
4. Rationalisme
Kebenaran di dapat berdasarkan penalaran pertimbangan akal budi. Menerima pengetahuan Empirisme , Materialisme , dan Skriptualisme selama ada penjelasan yang sesuai dengan akal budi / rasio.
PRIMA PRINCIPIA
Dalam rationalisme ada yang disebut dengan prinsip umum / Prima Principia yaitu :
1.Prinsip identitas
Menyatakan bahwa sesuatu adalah sesuatu itu sendiri
2. Prinsip nonkontradiksi
Merupakan penegasan dari prinsip identitas bahwa sesuatu itu tidak mungkin berada di luar dirinya.
3. Prinsip menolak jalan tengah
Merupakan konsekuensi dari prinsip sebelumnya yaitu prinsip identitas dan nonkontradiksi sehingga tidak mungkin sesuatu mempunyai dua identitas dalam konteks dan dimensi yang sama.
4. Prinsip sebab akibat
Merupakan prinsip tambahan yang menyatakan bahwa setiap akibat pasti bergantung mutlak terhadap sebab yang cukup.
LOGIKA FORMAL VS DIALEKTIKA
Logika formal yang bersandar pada prima principia mendapat tantangan dari pemikiran yang bersandar pada DIALEKTIKA.
Berasal dari kata dialog yang pertama kali digunakan oleh Plato. Dialektika kemudian dikenal lewat G.W. F. Hegel dengan dialektika idealismenya kemudian menginspirasi Karl Marx dan F. Engels dalam mengembangkan kebalikan dari dialektika idealisme yaitu dialektika materialisme.
Dialektika memandang kebenaran berasal dari pertentangan-pertentangan atau Hegel menyebutnya negasi dari negasi ( nantinya lebih lanjut Hegel menjelaskan pertentangan kuantitas dan kualitas yang menghasilkan kebenaran baru ). Pertentangan – pertentangan muncul dari unsur-unsur sbb :
1. Thesis
2. Antithesis
3. Sinthesis
Sehingga menurut dialektika, kebenaran yang utuh di dapat dari proses pertentangan atau yang Hegel sebut sebagai filsafat proses. THESIS merupakan kebenaran parsial awal atau identitas awal dari objek, tapi bukan merupakan kebenaran yang utuh karena thesis akan berproses yang dapat di negasikan / di tiadakan oleh indentitas baru disebut dengan ANTITHESIS. Antithesis kemudian akan mengalami proses yang sama di negasikan menjadi kebenaran baru yang disebut dengan SINTESIS. Sintesis inilah yang diasumsikan oleh Hegel sebagai kebenaran yang utuh atau kebenaran final.
Pemikiran dialektika yang seperti ini nantinya akan dijadikan landasan bagi C. Darwin dalam menyusun teori Evolusinya yang juga akan menginspirasi A. Hitler dalam landasan pemikiran Fasisme ( dituangkan dalam Mein Kampf part 1 dan 2 ).
Dialektika jelas melawan logika formal ( prima principia ) yang bersumber dari organon nya Aristoteles karena menolak keabsahan prinsip identitas sebagai kebenaran final. Prima principia dengan tegas memisahkan identitas yang berseberangan atau pertentangan-pertentangan ( prinsip nonkontradiksi ) tetapi bagi dialektika dari pertentangan-pertentanganlah kebenaran utuh dapat dihasilkan.
KRITIK TERHADAP DIALEKTIKA
Pandangan dialektika tidak menyentuh pada hakekat sebagaimana filsafat pada umumnya, karena hakekat kebenaran harus lah universal dan pastinya mempunyai identitas sendiri. Bagaimana mungkin sesuatu yang universal yang berbeda kemudian di pertentangkan untuk menghasilkan kebenaran baru ? tetapi dialektika sendiri bagi penganutnya di klaim universal dan objektif, padahal dialektika hanya menyentuh pada persoalan materi atau hanya pada permukaan filsafat, Mudahnya dialektika ditafsirkan / diterjemahkan dalam berbagai aspek justru menimbulkan multitafsir yang menimbulkan pertentangan dalam dirinya dengan adanya Dialektika Idealis bertentangan dialektika materialis. Kemudian jika kebenaran di dapat dari pertentangan – pertentangan berarti tidak ada jaminan kebenaran atau pernyataan dari paham dialektika tersebut merupakan kebenaran karena harus di pertentangkan lagi. Sehingga sebenarnya Sintesis yang seharusnya menjadi kebenaran final bisa menjadi thesis baru yang akan dipertentangkan lagi dan seterusnya berproses seperti itu, berarti kebenaran final menjadi absurd.
Sumber litelature yang disarankan :
www.wikipedia.com
Alex Lanur OFM : Selayang Pandang Logika , Kanisius , 1999
Diktat Filsafat Ketuhanan HMI Komisariat STMT Trisakti
Frans Magnis Suseno : Makalah Extension Course FILSAFAT KETUHANAN STF Driyarkara: “Atheisme Sebuah Tantangan”
Agustian Hutriady : Makalah tugas akhir Extension Course FILSAFAT KETUHANAN STF Driyarkara “ Relevansi Prima Principia Terhadap Konsep Ketuhanan “
George Novack : www.indomarxis.com
Mundiri : Pengantar Logika , Grassindo, 2000
oleh : Agustian Hutriady
Minggu, 12 April 2009
Info : BASIC TRAINING ( LK 1 ) HMI KOMISARIAT STMT TRISAKTI
ASSALAMUALAIKUM Wr.W.b
Bismillahirrahmanirrohim....
Insya Allah akan diadakan Basic Training ( LK ) 1 HMI KOmisariat STMT Trisakti pada 6 - 10 Mei 2009 di Kampung Pemuda Sawangan, Depok-Jawa Barat
Infaq : Rp 25000
Pendaftaran dan Informasi silahkan di hubungi :
Toupan Mandala Putra ( KETUM ) : 08561672051
Poetra : 08568981327
Titan : 08567267039
Har Izhar : 085691308034 / 021-46464645
" katakanlah : apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan? katakanlah : Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali sekali menyerah diri ( kepada Allah ), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik" ( Q.S : 6.14 )
WASSALAMUALAIKUM Wr. Wb
Bismillahirrahmanirrohim....
Insya Allah akan diadakan Basic Training ( LK ) 1 HMI KOmisariat STMT Trisakti pada 6 - 10 Mei 2009 di Kampung Pemuda Sawangan, Depok-Jawa Barat
Infaq : Rp 25000
Pendaftaran dan Informasi silahkan di hubungi :
Toupan Mandala Putra ( KETUM ) : 08561672051
Poetra : 08568981327
Titan : 08567267039
Har Izhar : 085691308034 / 021-46464645
" katakanlah : apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan? katakanlah : Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali sekali menyerah diri ( kepada Allah ), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik" ( Q.S : 6.14 )
WASSALAMUALAIKUM Wr. Wb
Selasa, 07 April 2009
MENUJU JALAN BARU HMI*
Pembuka
62 Tahun yang lalu 4 Februay 1947 n hari lahir organisasi mahasiswa yang didirikan oleh lafran pane dan kawan-kawan.di Jogjakarta yang kita kenal dengan Himpunan Mahasiswa Islam. Hari ini organisasi tersebut masih ada. Walaupun definisi keberadaan organisasi ini bermacam-macam. Peringatan milad merupakan waktu yang tepat dan penting untuk melakukan evaluasi, koreksi dan menyusun langkah-langkah perjuangan ke depan.
Untuk menyebut sesi ini sebagai orasi ilmiah ataupun studium general rasanya terlalu berlebihan atau bahkan sebuah kemewahan. Karena paling tidak orasi ilmiah mensyaratkan sebuah argumentasi dan kutipan-kutipan berbau ilmiah.
Kalau kita membaca koran- koran nasional atau lokal kita akan banyak membaca artikel menyambut Milad HMI. Saya percaya bahwa kader-kader HMI telah kenyang makan kritik baik kritik yang dilontarkan oleh kalangan internalnya maupun kritik yang di lontarkan oleh banyak kalangan yang berinteraksi dengan aktivis HMI. Maka saya tak akan membahas kritik-kritik tersebut. Dalam banyak hal tawaran ide solutif dan aksi nyata layaknya patut dipandang penting.
“Dan mereka yang berjuang dijalan-Ku (kebenaran), maka pasti Aku tunjukkan jalannya (mencapai tujuan) sesungguhnya Tuhan itu cinta kepada orang-orang yang selalu berbuat (progresif) (QS. Al-Ankabut : 69).
Mengapa jalan baru ? karena jalan lama- menurut saya – sudah usang dan tidak mampu mengakomodir perkembangan Jaman. Apa saja pokok-pokok pikiran menuju jalan baru itu
• Internalisasi dan intensifikasi Nilai-nilai Dasar Perjuangan dalam aktivitas perkaderan.
Al – Qu’ran, S. Muhaddalah (LVIII) 11, artinya : “Allah mengangkat orang-orang diantara kamu dan yang berilmu pengetahuan yang bertingkat-tingkat”
Pada asalnya manusia adalah makhluk komunikan, maka aktivitas komunikasi dalam perkaderan adalah hal yang mutlak dilakukan. Lebih penting lagi adalah isi yaitu transformasi pengetahuan, nilai, dan contoh tindakan. Perubahan ideologi dan sistematisasi kurikulum Nilai dasar Perjuangan yang di aktualisasikan dengan kondisi kekinian adalah hal mutlak yang wajib dilakukan. Tanpa hal itu HMI akan kehilangan watak Ideologisnya sebagai gerakan mahasiswa islam yang tegas dalam prinsip dan moderat dalam bersikap.
• Melakukan benchmarking dari organsasi lain yang dipandang leading dalam hal kaderisasi.
Al – Qu’ran, S. Fathir (XLI), artinya : “Akan perhatikan kepada mereka (manusia) tanda-tanda Kami diuar angkasa dan dalam diri mereka sendiri sehingga menjadi jelas bahwa Al – Qur’an itu benar. Tidaklah cukup dengan Tuhan bahwa Dia menyaksikan segala sesuatu”
Jangan merasa besar atau bahkan minder untuk belajar dari organisasi lain. Belajar adalah sifat dasar manusia, bahkan untuk menjadi organisasi yang tidak hanya ”survive” tapi juga ”Leading” mensyaratkan apa yang disebut sebagai organisasi pembelajar.
Hampir semua untuk tidak menyebut semua organisasi bisnis besar dunia melakukan benchmarking, yaitu mengambil ”best practice” dari tiap organisasi lain untuk diterapkan di organisasinya sendiri. Contoh yang paling sering diambil adalah konsep Toyota yang sering disebut ”The Toyota Way” adalah sebuah konsep produksi dan manufacturing yang tidak saja dicontoh oleh semua Manufactur di dunia otomotif di seluruh dunia tapi juga bahkan hampir di semua sektor industri.
• Mengasah mental dan cara berpikir pada tiga aras, akademis, kewirausahaan, dan profesi.
Al – Qu’ran, S. Al-Isra (XVII), artinya : “Dan janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak mempunyai pengertian akan dia, sebab sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani itu semuanya bertanggung jawab atas hal tersebut”
Aras Akademis merupakan aras yang paling awal bagi HMI nilai terpenting disini ialah keinginan untuk terus belajar baik melalui jalur formal maupun non formal. Keberanian untuk kritis dan Berpikir mandiri hal ini penting untuk melakukan analisa jernih dan menarik jarak dari realitas sosial.
Titik yang lain adalah aras kewirausahaan nilai yang perlu ditarik dari sini ialah tidak mudah menyerah dan kemampuan melihat peluang. Sikap mental ini merupakan warisan purba manusia yang sangat penting untuk melangkah dalam lingkungan bisnis dan industri yang kompetitif.
Terakhir adalah aras profesional pelajaran yang bisa ditarik dari sikap mental profesional adalah integritas dan selalu memberikan yang terbaik dalam profesinya karena tanpa hal tersebut tak layak kita menyandang kaum profesional.
• Bertindak pada skala lokal sesuai dengan tingkatan organisasi
”Tindakan besar tersusun dari tindakan-tindakan kecil”
(Lao Tzu, 600-531 SM)
Pada akhirnya seluruh konsep haruslah tetap dilaksanakan dalam realitas sosial. Keseluruhan nilai yang telah dipahami kader wajib dan harus terealisasi dalam aktivitas keseharian, tentunya aktivitas tersebut merupakan konsekuensi logis dari nilai yang diyakini.
Kehidupan Akademis-Kampus
HMI yang merupakan bagian integral dari kehidupan kampus memiliki peran nyata dalam melakukan dinamisasi kehidupan intelektual. Jika pada masa ini kontribusi tersebut meredup maka layak dipertanyakan. Kemanakah kader-kader HMI ? apakah kontribusi intelektual yang dimaksud tersebut, pertama adalah kemampuan menguasai apa yang menjadi bidang studinya. Kedua, melaksanakan peran kritis progresive atau menjadi mitra kritis ”pengelola kehidupan akademik kampus”. Kritis progrsive disin adalah keberanian untuk bertindak dan menyuarakan ketidak benaran dan disisi lain harus mendukung dan memberikan apresiasi positif atas kebijakan dan pencapaian hasil dari para pengelola kehidupan akademik kampus. Saya percaya pada apa yang disebut Keadilan yang dalam konteks ini adalah keseimbangan, adalah suatu ketidak benaran membiarkan satu pihak berkuasa penuh tanpa ada pembanding. Seperti yang Lord acton katakan kekauasaan cenderung korup , kekuasan mutlak sudah pasti korupsi. Tanpa menjadi mitra kritis HMI membiarkan sesama mahluk Tuhan terjebak Kedzoliman, yaitu menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya.
Dalam era demokrasi sekarang ini hendaknya nilai-nilai demokrasi yang diantaranya adalah kebebasan berserikat, kebebasan berpendapat, menghargai pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak dengan nuansa dialogis hendaklah dijunjung tinggi semua pihak. Kampus yang merupakan tempat persemaian para pemimpin bangsa hendaklah menjadi tempat yang kondusif bagi pengembangan kepribadian, peningkatan kapasitas intelektual dan laboratorium tindakan. Kekuatan Argumentasi yang rasional dan mampu diuji dengan prinsip-prinsip ilmiah wajib menjadi pegangan semua pihak dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dan bukan kekuatan kekuatan lain semisal intimidasi, atau bahkan kekerasan.
Kehidupan Jakarta
Al – Qur’an, S. ZakZalah (XCIX) 7 – 8, artinya : “Barang siapa mengerjakan seberat atom kebaikan dan akan menyaksikan (akibat baiknya) dan barang siapa mengerjakan seberat atom kejahatan diapun akan menyaksikan (akibat buruknya)”.
HMI di Jakarta ini memiliki pilihan peran yang lebih konkrit. Jakarta yang menjadi tempat hidup kita semakin hari semakin tergerus sisi kemanusiaannya terlebih lagi lingkungannya. Para pembuat dan pelaksana kebijakan kota Jakarta alih –alih mempunyai visi kedepan dan pembangunan yang mempertimbangkan manusia dan ekologinya malah terlihat semakin pragmatis. Berikut adalah sebagian masalah yang terlihat dan kita rasakan bersama dalam kehidupan kota jakarta diantaranya; Pengelolaan Jaringan transportasi kota dengan ikon Buswaynya yang semakin amburadul, penanganan banjir yang tidak kunjung usai, Tata kota yang lebih mengedepankan sisi ekonomis dan para pemilik modal, penggunaan Air Tanah tanpa kendali, Ruang Terbuka Hijau yang tak kunjung terwujud, hilangnya satwa asli Jakarta dan bahkan pepohonanu yang menjadi paru-paru kota.
Al – Qur’an, S. Al – Isra (XVII) 16, artinya : “Dan jika kami hendak membinasakan negeri, maka kami perintahkan kepada orang – orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berfaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami) kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur – hancurnya.”
Dari sini kita melihat HMI memiliki peran untuk bergabung bersama komponen masyarakat lain untuk menjadi ” Garda Hijau ” atau bahkan menjadi MAPAKOTA Mahasiswa Pecinta Alam Kota Jakarta. Ancaman ekologis ini menjadi ancaman serius bagi penduduk kota Jakarta. Menjadi pionir dalam gerakan pembuatan biopori atau sumur resapan, aktivitas penanaman dan pemeliharaan pohon, pendampingan pengelolaan sampah dan daur ulang, menjadi watchdog atas pengalihan fungsi lahan. Adalah sekian daftar yang mungkin layak dikerjakan.
Dalam sisi sosial – budaya
Kita melihat generasi saat ini terjadi pergeseran nilai-nilai dan tindakan. Sebagai contoh hampir sulit saat ini kita temukan anak muda atau laki-laki memberikan tempat kepada orang tua, ibu hamil atau perempuan di dalam bus kota. Sekali lagi HMI bisa mengambil peran untuk mengkampanyekan nilai dan tindakan baik kepada masyarakat.
Lalu Lintas Kota Jakarta yang bukannya tambah tertib tapi malah semakin ruwet, salah satunya dipicu oleh etika para pengguna jalan. Pedestrian tempat pejalan kaki menjadi jalur untuk motor di kala macet, bukan saja pelanggaran lalu lintas tapi juga pelanggaran atas etika berlalu lintas yang baik. Pada tempat yang disediakan zebra cross sering kita melihat orang sulit menyeberang karena tidak ada pengendara mobil dan motor yang memberi kesempatan untuk menyeberang. Bahkan kebalikannya ditempat dilarang menyeberang orang dengan seenaknya lompat pagar dan bertaruh nyawa untuk menyeberang jalan. Maukah HMI mengambil peran sebagai ”Role Model” menyegarkan kembali etika dan tindakan jalan raya yang baik.
Al – Qur’an, S. Yusuf (XII) 53, artinya : “Bengotong – royonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu bergotong – royong dalam kejahatan dan permusuhan.”
Akhir Kata
Karena kita adalah apa yang kita pilih, bila kita merasa tak bisa tak bisalah kita, bila kita merasa bisa , bisalah kita. Pikiran kita adalah generator kesalahan dan juga generator keberhasilan. Kata Tuhan , ” Aku sesuai dengan persangkaan hamba-ku”. Jikalau HMI berani mengambil pilihan jalan baru ini maka HMI lah yang akan merasakannya, Jika tidak HMI pula yang akan merasakannya . akhir kalam
Selamat Milad HMI ke 62 Tahun
*)Disampaikan dalam Acara peringatan Milad 62 Tahun Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Trisakti di Mesjid Kampus Nurul Haq STMT Trisakti
*)Pandji Aryo Damar
62 Tahun yang lalu 4 Februay 1947 n hari lahir organisasi mahasiswa yang didirikan oleh lafran pane dan kawan-kawan.di Jogjakarta yang kita kenal dengan Himpunan Mahasiswa Islam. Hari ini organisasi tersebut masih ada. Walaupun definisi keberadaan organisasi ini bermacam-macam. Peringatan milad merupakan waktu yang tepat dan penting untuk melakukan evaluasi, koreksi dan menyusun langkah-langkah perjuangan ke depan.
Untuk menyebut sesi ini sebagai orasi ilmiah ataupun studium general rasanya terlalu berlebihan atau bahkan sebuah kemewahan. Karena paling tidak orasi ilmiah mensyaratkan sebuah argumentasi dan kutipan-kutipan berbau ilmiah.
Kalau kita membaca koran- koran nasional atau lokal kita akan banyak membaca artikel menyambut Milad HMI. Saya percaya bahwa kader-kader HMI telah kenyang makan kritik baik kritik yang dilontarkan oleh kalangan internalnya maupun kritik yang di lontarkan oleh banyak kalangan yang berinteraksi dengan aktivis HMI. Maka saya tak akan membahas kritik-kritik tersebut. Dalam banyak hal tawaran ide solutif dan aksi nyata layaknya patut dipandang penting.
“Dan mereka yang berjuang dijalan-Ku (kebenaran), maka pasti Aku tunjukkan jalannya (mencapai tujuan) sesungguhnya Tuhan itu cinta kepada orang-orang yang selalu berbuat (progresif) (QS. Al-Ankabut : 69).
Mengapa jalan baru ? karena jalan lama- menurut saya – sudah usang dan tidak mampu mengakomodir perkembangan Jaman. Apa saja pokok-pokok pikiran menuju jalan baru itu
• Internalisasi dan intensifikasi Nilai-nilai Dasar Perjuangan dalam aktivitas perkaderan.
Al – Qu’ran, S. Muhaddalah (LVIII) 11, artinya : “Allah mengangkat orang-orang diantara kamu dan yang berilmu pengetahuan yang bertingkat-tingkat”
Pada asalnya manusia adalah makhluk komunikan, maka aktivitas komunikasi dalam perkaderan adalah hal yang mutlak dilakukan. Lebih penting lagi adalah isi yaitu transformasi pengetahuan, nilai, dan contoh tindakan. Perubahan ideologi dan sistematisasi kurikulum Nilai dasar Perjuangan yang di aktualisasikan dengan kondisi kekinian adalah hal mutlak yang wajib dilakukan. Tanpa hal itu HMI akan kehilangan watak Ideologisnya sebagai gerakan mahasiswa islam yang tegas dalam prinsip dan moderat dalam bersikap.
• Melakukan benchmarking dari organsasi lain yang dipandang leading dalam hal kaderisasi.
Al – Qu’ran, S. Fathir (XLI), artinya : “Akan perhatikan kepada mereka (manusia) tanda-tanda Kami diuar angkasa dan dalam diri mereka sendiri sehingga menjadi jelas bahwa Al – Qur’an itu benar. Tidaklah cukup dengan Tuhan bahwa Dia menyaksikan segala sesuatu”
Jangan merasa besar atau bahkan minder untuk belajar dari organisasi lain. Belajar adalah sifat dasar manusia, bahkan untuk menjadi organisasi yang tidak hanya ”survive” tapi juga ”Leading” mensyaratkan apa yang disebut sebagai organisasi pembelajar.
Hampir semua untuk tidak menyebut semua organisasi bisnis besar dunia melakukan benchmarking, yaitu mengambil ”best practice” dari tiap organisasi lain untuk diterapkan di organisasinya sendiri. Contoh yang paling sering diambil adalah konsep Toyota yang sering disebut ”The Toyota Way” adalah sebuah konsep produksi dan manufacturing yang tidak saja dicontoh oleh semua Manufactur di dunia otomotif di seluruh dunia tapi juga bahkan hampir di semua sektor industri.
• Mengasah mental dan cara berpikir pada tiga aras, akademis, kewirausahaan, dan profesi.
Al – Qu’ran, S. Al-Isra (XVII), artinya : “Dan janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak mempunyai pengertian akan dia, sebab sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani itu semuanya bertanggung jawab atas hal tersebut”
Aras Akademis merupakan aras yang paling awal bagi HMI nilai terpenting disini ialah keinginan untuk terus belajar baik melalui jalur formal maupun non formal. Keberanian untuk kritis dan Berpikir mandiri hal ini penting untuk melakukan analisa jernih dan menarik jarak dari realitas sosial.
Titik yang lain adalah aras kewirausahaan nilai yang perlu ditarik dari sini ialah tidak mudah menyerah dan kemampuan melihat peluang. Sikap mental ini merupakan warisan purba manusia yang sangat penting untuk melangkah dalam lingkungan bisnis dan industri yang kompetitif.
Terakhir adalah aras profesional pelajaran yang bisa ditarik dari sikap mental profesional adalah integritas dan selalu memberikan yang terbaik dalam profesinya karena tanpa hal tersebut tak layak kita menyandang kaum profesional.
• Bertindak pada skala lokal sesuai dengan tingkatan organisasi
”Tindakan besar tersusun dari tindakan-tindakan kecil”
(Lao Tzu, 600-531 SM)
Pada akhirnya seluruh konsep haruslah tetap dilaksanakan dalam realitas sosial. Keseluruhan nilai yang telah dipahami kader wajib dan harus terealisasi dalam aktivitas keseharian, tentunya aktivitas tersebut merupakan konsekuensi logis dari nilai yang diyakini.
Kehidupan Akademis-Kampus
HMI yang merupakan bagian integral dari kehidupan kampus memiliki peran nyata dalam melakukan dinamisasi kehidupan intelektual. Jika pada masa ini kontribusi tersebut meredup maka layak dipertanyakan. Kemanakah kader-kader HMI ? apakah kontribusi intelektual yang dimaksud tersebut, pertama adalah kemampuan menguasai apa yang menjadi bidang studinya. Kedua, melaksanakan peran kritis progresive atau menjadi mitra kritis ”pengelola kehidupan akademik kampus”. Kritis progrsive disin adalah keberanian untuk bertindak dan menyuarakan ketidak benaran dan disisi lain harus mendukung dan memberikan apresiasi positif atas kebijakan dan pencapaian hasil dari para pengelola kehidupan akademik kampus. Saya percaya pada apa yang disebut Keadilan yang dalam konteks ini adalah keseimbangan, adalah suatu ketidak benaran membiarkan satu pihak berkuasa penuh tanpa ada pembanding. Seperti yang Lord acton katakan kekauasaan cenderung korup , kekuasan mutlak sudah pasti korupsi. Tanpa menjadi mitra kritis HMI membiarkan sesama mahluk Tuhan terjebak Kedzoliman, yaitu menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya.
Dalam era demokrasi sekarang ini hendaknya nilai-nilai demokrasi yang diantaranya adalah kebebasan berserikat, kebebasan berpendapat, menghargai pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak dengan nuansa dialogis hendaklah dijunjung tinggi semua pihak. Kampus yang merupakan tempat persemaian para pemimpin bangsa hendaklah menjadi tempat yang kondusif bagi pengembangan kepribadian, peningkatan kapasitas intelektual dan laboratorium tindakan. Kekuatan Argumentasi yang rasional dan mampu diuji dengan prinsip-prinsip ilmiah wajib menjadi pegangan semua pihak dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dan bukan kekuatan kekuatan lain semisal intimidasi, atau bahkan kekerasan.
Kehidupan Jakarta
Al – Qur’an, S. ZakZalah (XCIX) 7 – 8, artinya : “Barang siapa mengerjakan seberat atom kebaikan dan akan menyaksikan (akibat baiknya) dan barang siapa mengerjakan seberat atom kejahatan diapun akan menyaksikan (akibat buruknya)”.
HMI di Jakarta ini memiliki pilihan peran yang lebih konkrit. Jakarta yang menjadi tempat hidup kita semakin hari semakin tergerus sisi kemanusiaannya terlebih lagi lingkungannya. Para pembuat dan pelaksana kebijakan kota Jakarta alih –alih mempunyai visi kedepan dan pembangunan yang mempertimbangkan manusia dan ekologinya malah terlihat semakin pragmatis. Berikut adalah sebagian masalah yang terlihat dan kita rasakan bersama dalam kehidupan kota jakarta diantaranya; Pengelolaan Jaringan transportasi kota dengan ikon Buswaynya yang semakin amburadul, penanganan banjir yang tidak kunjung usai, Tata kota yang lebih mengedepankan sisi ekonomis dan para pemilik modal, penggunaan Air Tanah tanpa kendali, Ruang Terbuka Hijau yang tak kunjung terwujud, hilangnya satwa asli Jakarta dan bahkan pepohonanu yang menjadi paru-paru kota.
Al – Qur’an, S. Al – Isra (XVII) 16, artinya : “Dan jika kami hendak membinasakan negeri, maka kami perintahkan kepada orang – orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berfaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami) kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur – hancurnya.”
Dari sini kita melihat HMI memiliki peran untuk bergabung bersama komponen masyarakat lain untuk menjadi ” Garda Hijau ” atau bahkan menjadi MAPAKOTA Mahasiswa Pecinta Alam Kota Jakarta. Ancaman ekologis ini menjadi ancaman serius bagi penduduk kota Jakarta. Menjadi pionir dalam gerakan pembuatan biopori atau sumur resapan, aktivitas penanaman dan pemeliharaan pohon, pendampingan pengelolaan sampah dan daur ulang, menjadi watchdog atas pengalihan fungsi lahan. Adalah sekian daftar yang mungkin layak dikerjakan.
Dalam sisi sosial – budaya
Kita melihat generasi saat ini terjadi pergeseran nilai-nilai dan tindakan. Sebagai contoh hampir sulit saat ini kita temukan anak muda atau laki-laki memberikan tempat kepada orang tua, ibu hamil atau perempuan di dalam bus kota. Sekali lagi HMI bisa mengambil peran untuk mengkampanyekan nilai dan tindakan baik kepada masyarakat.
Lalu Lintas Kota Jakarta yang bukannya tambah tertib tapi malah semakin ruwet, salah satunya dipicu oleh etika para pengguna jalan. Pedestrian tempat pejalan kaki menjadi jalur untuk motor di kala macet, bukan saja pelanggaran lalu lintas tapi juga pelanggaran atas etika berlalu lintas yang baik. Pada tempat yang disediakan zebra cross sering kita melihat orang sulit menyeberang karena tidak ada pengendara mobil dan motor yang memberi kesempatan untuk menyeberang. Bahkan kebalikannya ditempat dilarang menyeberang orang dengan seenaknya lompat pagar dan bertaruh nyawa untuk menyeberang jalan. Maukah HMI mengambil peran sebagai ”Role Model” menyegarkan kembali etika dan tindakan jalan raya yang baik.
Al – Qur’an, S. Yusuf (XII) 53, artinya : “Bengotong – royonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu bergotong – royong dalam kejahatan dan permusuhan.”
Akhir Kata
Karena kita adalah apa yang kita pilih, bila kita merasa tak bisa tak bisalah kita, bila kita merasa bisa , bisalah kita. Pikiran kita adalah generator kesalahan dan juga generator keberhasilan. Kata Tuhan , ” Aku sesuai dengan persangkaan hamba-ku”. Jikalau HMI berani mengambil pilihan jalan baru ini maka HMI lah yang akan merasakannya, Jika tidak HMI pula yang akan merasakannya . akhir kalam
Selamat Milad HMI ke 62 Tahun
*)Disampaikan dalam Acara peringatan Milad 62 Tahun Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Trisakti di Mesjid Kampus Nurul Haq STMT Trisakti
*)Pandji Aryo Damar
Langganan:
Postingan (Atom)