Pembuka
62 Tahun yang lalu 4 Februay 1947 n hari lahir organisasi mahasiswa yang didirikan oleh lafran pane dan kawan-kawan.di Jogjakarta yang kita kenal dengan Himpunan Mahasiswa Islam. Hari ini organisasi tersebut masih ada. Walaupun definisi keberadaan organisasi ini bermacam-macam. Peringatan milad merupakan waktu yang tepat dan penting untuk melakukan evaluasi, koreksi dan menyusun langkah-langkah perjuangan ke depan.
Untuk menyebut sesi ini sebagai orasi ilmiah ataupun studium general rasanya terlalu berlebihan atau bahkan sebuah kemewahan. Karena paling tidak orasi ilmiah mensyaratkan sebuah argumentasi dan kutipan-kutipan berbau ilmiah.
Kalau kita membaca koran- koran nasional atau lokal kita akan banyak membaca artikel menyambut Milad HMI. Saya percaya bahwa kader-kader HMI telah kenyang makan kritik baik kritik yang dilontarkan oleh kalangan internalnya maupun kritik yang di lontarkan oleh banyak kalangan yang berinteraksi dengan aktivis HMI. Maka saya tak akan membahas kritik-kritik tersebut. Dalam banyak hal tawaran ide solutif dan aksi nyata layaknya patut dipandang penting.
“Dan mereka yang berjuang dijalan-Ku (kebenaran), maka pasti Aku tunjukkan jalannya (mencapai tujuan) sesungguhnya Tuhan itu cinta kepada orang-orang yang selalu berbuat (progresif) (QS. Al-Ankabut : 69).
Mengapa jalan baru ? karena jalan lama- menurut saya – sudah usang dan tidak mampu mengakomodir perkembangan Jaman. Apa saja pokok-pokok pikiran menuju jalan baru itu
• Internalisasi dan intensifikasi Nilai-nilai Dasar Perjuangan dalam aktivitas perkaderan.
Al – Qu’ran, S. Muhaddalah (LVIII) 11, artinya : “Allah mengangkat orang-orang diantara kamu dan yang berilmu pengetahuan yang bertingkat-tingkat”
Pada asalnya manusia adalah makhluk komunikan, maka aktivitas komunikasi dalam perkaderan adalah hal yang mutlak dilakukan. Lebih penting lagi adalah isi yaitu transformasi pengetahuan, nilai, dan contoh tindakan. Perubahan ideologi dan sistematisasi kurikulum Nilai dasar Perjuangan yang di aktualisasikan dengan kondisi kekinian adalah hal mutlak yang wajib dilakukan. Tanpa hal itu HMI akan kehilangan watak Ideologisnya sebagai gerakan mahasiswa islam yang tegas dalam prinsip dan moderat dalam bersikap.
• Melakukan benchmarking dari organsasi lain yang dipandang leading dalam hal kaderisasi.
Al – Qu’ran, S. Fathir (XLI), artinya : “Akan perhatikan kepada mereka (manusia) tanda-tanda Kami diuar angkasa dan dalam diri mereka sendiri sehingga menjadi jelas bahwa Al – Qur’an itu benar. Tidaklah cukup dengan Tuhan bahwa Dia menyaksikan segala sesuatu”
Jangan merasa besar atau bahkan minder untuk belajar dari organisasi lain. Belajar adalah sifat dasar manusia, bahkan untuk menjadi organisasi yang tidak hanya ”survive” tapi juga ”Leading” mensyaratkan apa yang disebut sebagai organisasi pembelajar.
Hampir semua untuk tidak menyebut semua organisasi bisnis besar dunia melakukan benchmarking, yaitu mengambil ”best practice” dari tiap organisasi lain untuk diterapkan di organisasinya sendiri. Contoh yang paling sering diambil adalah konsep Toyota yang sering disebut ”The Toyota Way” adalah sebuah konsep produksi dan manufacturing yang tidak saja dicontoh oleh semua Manufactur di dunia otomotif di seluruh dunia tapi juga bahkan hampir di semua sektor industri.
• Mengasah mental dan cara berpikir pada tiga aras, akademis, kewirausahaan, dan profesi.
Al – Qu’ran, S. Al-Isra (XVII), artinya : “Dan janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak mempunyai pengertian akan dia, sebab sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati nurani itu semuanya bertanggung jawab atas hal tersebut”
Aras Akademis merupakan aras yang paling awal bagi HMI nilai terpenting disini ialah keinginan untuk terus belajar baik melalui jalur formal maupun non formal. Keberanian untuk kritis dan Berpikir mandiri hal ini penting untuk melakukan analisa jernih dan menarik jarak dari realitas sosial.
Titik yang lain adalah aras kewirausahaan nilai yang perlu ditarik dari sini ialah tidak mudah menyerah dan kemampuan melihat peluang. Sikap mental ini merupakan warisan purba manusia yang sangat penting untuk melangkah dalam lingkungan bisnis dan industri yang kompetitif.
Terakhir adalah aras profesional pelajaran yang bisa ditarik dari sikap mental profesional adalah integritas dan selalu memberikan yang terbaik dalam profesinya karena tanpa hal tersebut tak layak kita menyandang kaum profesional.
• Bertindak pada skala lokal sesuai dengan tingkatan organisasi
”Tindakan besar tersusun dari tindakan-tindakan kecil”
(Lao Tzu, 600-531 SM)
Pada akhirnya seluruh konsep haruslah tetap dilaksanakan dalam realitas sosial. Keseluruhan nilai yang telah dipahami kader wajib dan harus terealisasi dalam aktivitas keseharian, tentunya aktivitas tersebut merupakan konsekuensi logis dari nilai yang diyakini.
Kehidupan Akademis-Kampus
HMI yang merupakan bagian integral dari kehidupan kampus memiliki peran nyata dalam melakukan dinamisasi kehidupan intelektual. Jika pada masa ini kontribusi tersebut meredup maka layak dipertanyakan. Kemanakah kader-kader HMI ? apakah kontribusi intelektual yang dimaksud tersebut, pertama adalah kemampuan menguasai apa yang menjadi bidang studinya. Kedua, melaksanakan peran kritis progresive atau menjadi mitra kritis ”pengelola kehidupan akademik kampus”. Kritis progrsive disin adalah keberanian untuk bertindak dan menyuarakan ketidak benaran dan disisi lain harus mendukung dan memberikan apresiasi positif atas kebijakan dan pencapaian hasil dari para pengelola kehidupan akademik kampus. Saya percaya pada apa yang disebut Keadilan yang dalam konteks ini adalah keseimbangan, adalah suatu ketidak benaran membiarkan satu pihak berkuasa penuh tanpa ada pembanding. Seperti yang Lord acton katakan kekauasaan cenderung korup , kekuasan mutlak sudah pasti korupsi. Tanpa menjadi mitra kritis HMI membiarkan sesama mahluk Tuhan terjebak Kedzoliman, yaitu menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya.
Dalam era demokrasi sekarang ini hendaknya nilai-nilai demokrasi yang diantaranya adalah kebebasan berserikat, kebebasan berpendapat, menghargai pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak dengan nuansa dialogis hendaklah dijunjung tinggi semua pihak. Kampus yang merupakan tempat persemaian para pemimpin bangsa hendaklah menjadi tempat yang kondusif bagi pengembangan kepribadian, peningkatan kapasitas intelektual dan laboratorium tindakan. Kekuatan Argumentasi yang rasional dan mampu diuji dengan prinsip-prinsip ilmiah wajib menjadi pegangan semua pihak dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dan bukan kekuatan kekuatan lain semisal intimidasi, atau bahkan kekerasan.
Kehidupan Jakarta
Al – Qur’an, S. ZakZalah (XCIX) 7 – 8, artinya : “Barang siapa mengerjakan seberat atom kebaikan dan akan menyaksikan (akibat baiknya) dan barang siapa mengerjakan seberat atom kejahatan diapun akan menyaksikan (akibat buruknya)”.
HMI di Jakarta ini memiliki pilihan peran yang lebih konkrit. Jakarta yang menjadi tempat hidup kita semakin hari semakin tergerus sisi kemanusiaannya terlebih lagi lingkungannya. Para pembuat dan pelaksana kebijakan kota Jakarta alih –alih mempunyai visi kedepan dan pembangunan yang mempertimbangkan manusia dan ekologinya malah terlihat semakin pragmatis. Berikut adalah sebagian masalah yang terlihat dan kita rasakan bersama dalam kehidupan kota jakarta diantaranya; Pengelolaan Jaringan transportasi kota dengan ikon Buswaynya yang semakin amburadul, penanganan banjir yang tidak kunjung usai, Tata kota yang lebih mengedepankan sisi ekonomis dan para pemilik modal, penggunaan Air Tanah tanpa kendali, Ruang Terbuka Hijau yang tak kunjung terwujud, hilangnya satwa asli Jakarta dan bahkan pepohonanu yang menjadi paru-paru kota.
Al – Qur’an, S. Al – Isra (XVII) 16, artinya : “Dan jika kami hendak membinasakan negeri, maka kami perintahkan kepada orang – orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berfaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami) kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur – hancurnya.”
Dari sini kita melihat HMI memiliki peran untuk bergabung bersama komponen masyarakat lain untuk menjadi ” Garda Hijau ” atau bahkan menjadi MAPAKOTA Mahasiswa Pecinta Alam Kota Jakarta. Ancaman ekologis ini menjadi ancaman serius bagi penduduk kota Jakarta. Menjadi pionir dalam gerakan pembuatan biopori atau sumur resapan, aktivitas penanaman dan pemeliharaan pohon, pendampingan pengelolaan sampah dan daur ulang, menjadi watchdog atas pengalihan fungsi lahan. Adalah sekian daftar yang mungkin layak dikerjakan.
Dalam sisi sosial – budaya
Kita melihat generasi saat ini terjadi pergeseran nilai-nilai dan tindakan. Sebagai contoh hampir sulit saat ini kita temukan anak muda atau laki-laki memberikan tempat kepada orang tua, ibu hamil atau perempuan di dalam bus kota. Sekali lagi HMI bisa mengambil peran untuk mengkampanyekan nilai dan tindakan baik kepada masyarakat.
Lalu Lintas Kota Jakarta yang bukannya tambah tertib tapi malah semakin ruwet, salah satunya dipicu oleh etika para pengguna jalan. Pedestrian tempat pejalan kaki menjadi jalur untuk motor di kala macet, bukan saja pelanggaran lalu lintas tapi juga pelanggaran atas etika berlalu lintas yang baik. Pada tempat yang disediakan zebra cross sering kita melihat orang sulit menyeberang karena tidak ada pengendara mobil dan motor yang memberi kesempatan untuk menyeberang. Bahkan kebalikannya ditempat dilarang menyeberang orang dengan seenaknya lompat pagar dan bertaruh nyawa untuk menyeberang jalan. Maukah HMI mengambil peran sebagai ”Role Model” menyegarkan kembali etika dan tindakan jalan raya yang baik.
Al – Qur’an, S. Yusuf (XII) 53, artinya : “Bengotong – royonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu bergotong – royong dalam kejahatan dan permusuhan.”
Akhir Kata
Karena kita adalah apa yang kita pilih, bila kita merasa tak bisa tak bisalah kita, bila kita merasa bisa , bisalah kita. Pikiran kita adalah generator kesalahan dan juga generator keberhasilan. Kata Tuhan , ” Aku sesuai dengan persangkaan hamba-ku”. Jikalau HMI berani mengambil pilihan jalan baru ini maka HMI lah yang akan merasakannya, Jika tidak HMI pula yang akan merasakannya . akhir kalam
Selamat Milad HMI ke 62 Tahun
*)Disampaikan dalam Acara peringatan Milad 62 Tahun Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Trisakti di Mesjid Kampus Nurul Haq STMT Trisakti
*)Pandji Aryo Damar
Selasa, 07 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar